Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 4

Pengusaha menilai aksi tersebut justru akan berdampak pada penanganan sektor kesehatan dan
              ekonomi yang saat ini sedang dikerjakan oleh pemerintah.


              BURUH BAKAL MOGOK 3 HARI, PENGUSAHA INGATKAN HAL INI

              JAKARTA, : Kalangan pelaku usaha menolak rencana aksi mogok nasional yang akan dilakukan
              buruh selama tiga hari. Rencananya, aksi tersebut dilakukan pada 6-8 Oktober 2020.

              Pengusaha menilai aksi tersebut justru akan berdampak pada penanganan sektor kesehatan dan
              ekonomi yang saat ini sedang dikerjakan oleh pemerintah.

              "Dampaknya akan meluaskan penyebaran Covid-19 secara masif di lingkungan para pekerja dan
              ini bisa mengakibatkan pemulihan kesehatan dan ekonomi akan mengalami tekanan," ujar Ketua
              Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani, akhir pekan lalu.

              Alasan buruh mau mogok nasional adalah sebagai bentuk penolakan terhadap RUU Omnibus
              Law  Cipta  Kerja.  Menurut  Rosan,  pihak  pengusaha  baik  Kadin  maupun  Asosiasi  Pengusaha
              Indonesia (Apindo) sudah melakukan komunikasi dengan para ketua konfederasi serikat buruh.

              "Dan sudah saling cari solusi yang terbaik. Ini cara yang terbaik dalam rangka mempertemukan
              semua pihak, komunikasi yang terbuka," jelasnya.
              Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial, Anton J
              Supit menilai mau mogok nasional tidak sah. Dia menjelaskan, mogok adalah hak para buruh
              jika urusan atau tuntutan yang diajukan kepada perusahaan dalam hal hubungan industrial tidak
              menemui titik temu.

              "UU  mengatakan  mogok  itu  hak  buruh  apabila  perundingan  gagal,  kalau  ada  tuntutan  dan
              perundingan  itu  gagal,  kalau  difasilitasi  pemerintah  juga  gagal,  memakai  hak  dan  senjata
              pemungkas adalah mogok," kata Anton.
              Dia pun mempertanyakan mengenai pasal ketenagakerjaan yang mana yang selama ini dianggap
              merugikan para buruh. Menurut Anton, aturan soal pesangon yang ada di RUU Omnibus Law
              Cipta kerja merupakan win-win solution buat pengusaha maupun buruh.

              Namun demikian, Anton menilai rencana aksi mogok nasional yang akan dilakukan para buruh
              sudah di luar domain mengenai hak demo yang diatur dalam UU. Pasalnya, pembahasan UU
              merupakan urusan pemerintah.

              "Kalau kita bicara UU itu sudah di luar domain bipartit. Karena masalah UU yang lagi dibikin,
              artinya kelihatan mogok ini mengada-ada, karena tanpa dasar," jelasnya.

              Oleh karena itu, dirinya berharap para buruh tidak melaksanakan aksi mogok yang rencananya
              berlangsung pada 6-8 Oktober 2020. Anton bilang, pengusaha juga memiliki hak terhadap para
              pegawainya yang melaksanakan kegiatan yang melanggar perjanjian kerja.

              Sementara pemerintah meminta buruh seluruh Indonesia juga melihat secara jernih permintaan
              pengusaha  atau  pemberi  kerja  dalam  penyusunan  RUU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja.  Hal  itu
              menyusul adanya rencana aksi mogok nasional yang direncanakan buruh pada 6-8 Oktober.

              Anggota  Tim  Asistensi  Menko  Perekonomian  Raden  Pardede  mengatakan,  pembahasan  RUU
              Omnibus Law Cipta Kerja melibatkan semua stakeholder, termasuk buruh.

              "Kalau tidak salah sudah melalui pertemuan tripartit. Dunia usaha dan serikat pekerja sudah
              bertemu dan ada beberapa kesepakatan," kata Raden saat dihubungi detikcom.

                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9