Page 497 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 497

sudah  dilakukan  validasi  oleh  BPJS  Ketenagakerjaan,"  kata  Menaker  di gedung  KPK  Jakarta,
              Jumat.


              MENAKER: 12,4 JUTA PEKERJA TELAH NIKMATI SUBSIDI UPAH RP14,88 TRILIUN

              Jakarta  -  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  menyatakan  pemerintah  sudah
              menyalurkan  dana  Rp14,88  triliun  untuk  12,4  juta  pekerja  penerima  subsidi  upah.  "Total
              penerima adalah 12,4 juta dengan total anggaran Rp14,88 triliun. Data terakhir yang diberikan
              BPJS Ketenagakerjaan dari 15,7 juta pekerja ternyata jadi 12,48 juta pekerja, jadi ada selisih
              dari target awal karena sudah dilakukan validasi oleh BPJS Ketenagakerjaan," kata Menaker di
              gedung KPK Jakarta, Jumat.

              Menaker menyampaikan hal tersebut saat konferensi pers bersama dengan Wakil Ketua KPK
              Nurul  Ghufron,  Deputi  Pencegahan  KPK  Pahala  Nainggolan  dan  Direktur  Utama  BPJS
              Ketenagakerjaan Agus Susanto mengenai  follow up  rekomendasi KPK terhadap program subsidi
              upah.

              Menurut dia, awalnya anggaran yang dialokasikan untuk penerima subsidi upah adalah untuk
              15,72 juta pekerja dengan total anggaran Rp37,74 triliun. Bantuan diberikan dalam bentuk uang
              sebesar Rp600 per bulan selama 4 bulan yaitu Agustus-Desember 2020 dan dibayarkan setiap
              dua bulan sekali.

              "Alhamdulilah    realisasi  bantuan  subsidi  gaji  sudah  dalam  beberapa  batch.  Batch    I  kami
              menerima data 2,5 juta pekerja,  batch  II ada 3 juta pekerja,  batch  III ada 3,5 juta pekerja,
              batch  IV ada 2,6 juta pekerja dan  batch  V ada 618 ribu data pekerja," tambah Menaker.

              Realisasi  batch  I mencapai 99,38 persen atau 2,4 juta penerima;  batch  II 99,38 persen atau
              2,9 juta penerima;  batch  III 99,32 persen atau 3,4 juta penerima;  batch  IV 69,18 persen atau
              1,8 juta penerima sedangkan data  batch  V baru diterima 30 September 2020.

              "Jadi saat ini sedang berjalan proses  check list  di Kemenaker, kami butuh waktu 4 hari kira-kira
              tangga 5 Oktober 2020 baru bisa disalurkan," ungkap Menaker.

              Menurut Menaker, ada beberapa kendala kenapa realisasi tidak mencapai 100 persen.

              "Terjadi duplikasi rekening, rekening tutup, rekening pasif, tidak valid, dibekukan, rekening tidak
              sesuai NIK (nomor induk kepegawaian), rekening tidak terdaftar, seluruhnya ada 130.183 yang
              mengalami kendala," tambahnya.

              Terhadap kendala tersebut, Kemenaker telah berkoordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan dan
              bank penyalur serta membbuat posko pengaduan serta sistem cek secara daring malalui aplikasi
              sisnaker ditambah menyediakan  call center  termasuk nomor whatsapp.

              "Misalnya mereka yang masuk kriteria tapi belum turun mungkin masuk ke  batch  IV atau  batch
              V yang sedang proses cek," ungkap Ida.

              Menurut  Deputi  Pencegahan  KPK  Pahala  Nainggolan,  KPK  merekomendasikan  3  hal  dalam
              program subsidi upah ini.

              "Kami  melihat  dalam  program  seperti  ini  data  harus  valid,  supaya  data  harus  berbasis  NIK
              (Nomor  Induk  Ketenagakerjaan)  supaya  terjamin  orangnya  ada.  Pada  saat  yang  sama  bisa
              dikroscek ke data lain seperti BPJS, Kartu Pra Kerja atau data yang terkait DTKS (Data Terpadu
              Kesejahteraan Sosial) dan terakhir data  cross check,  " ke Ditjen Pajak," kata Pahala.



                                                           496
   492   493   494   495   496   497   498   499   500   501   502