Page 512 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 512

"Sebagaimana disampaikan bu menteri (Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah) penerima upah di
              bawah  Rp  5  juta  sementara  ini  basisnya  menggunakan  basis  data  yang  terdaftar  di  BPJS
              Ketenagakerjaan. KPK ingin memastikan bahwa Rp 37,7 triliun itu tepat sasarn, efektif dan efisien
              sebagaimana diharapkan," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di Gedung KPK, Jalan Kuningan
              Persada, Jakarta Selatan, Jumat (2/10).

              Ghufron menuturkan, pihaknya melakukan pemantauan setiap uang nevara yang dikeluarkan.
              Menurutnya, KPK aktif melakukan pencegahan, sebelum dilakukan penindakan terhadap pihak-
              pihak terkait yang terindikasi menyelewengkan anggaran tersebut.

              "Setiap program yang kami dampingi sesungguhnya dalam rangka pencegahan, dalam rangka
              memastikan rupiah dan uang yang diprogramkan untuk rakyat itu tepat sasaran," ujar Ghufron.

              Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah menyebut, sebanyak 10,5 juta penerima BSU
              telah menerima bantuan dari pemerintah. Pemberian bantuan telah dilakukan sejak 26 Agustus
              2020.
              "Bantuan diberikan dalam bentuk uang sebesar Rp600 ribu selama empat bulan dan dibayarkan
              setiap dua bulan sekali," ucap Ida.

              Bantuan itu sesuai dengan Permenaker 14 Tahun 2020 dengan total anggaran yang dialokasikan
              sebesar Rp37,74 triliun. Ida menyebut, masih ada 1,9 juta pekerja yang belum menerima subsidi.

              "Belum menerima bantuan bisa saja (masuk) batch IV masih proses (transfer) dan mungkin
              batch V masih dalam proses validasi," ujar Ida.

              Kemudian, Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui, pemerintah akan melanjutkan
              program BSU sampai triwulan II 2021. Menurutnya hal ini perlu terus dilakukan pendampingan
              oleh KPK.
              "Bagaimana pendapat KPK akan hal itu. Setuju atau tidak dan apa alasannya," tegasnya.

              Editor : Dinarsa Kurniawan  Reporter : Muhammad Ridwan.


































                                                           511
   507   508   509   510   511   512   513   514   515   516   517