Page 117 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MARET 2021
P. 117
BPJS KETENAGAKERJAAN APRESIASI DUKUNGAN KEMNAKER TERKAIT PERATURAN
BEASISWA
JAKARTA - Salah satu peningkatan manfaat Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan
Jaminan Kematian (JKm) yang diatur dalam PP Nomor 82 Tahun 2019 bagi peserta BPJS
Ketenagakerjaan (BPJamsostek) adalah berupa bantuan beasiswa anak.
Penyaluran bantuan beasiswa tersebut akan diatur secara lebih teknis dalam Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan (Permenaker) yang sedang difinalisasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia (Kemnaker RI). Dukungan penting tersebut mendapatkan apresiasi tinggi
dari BPJamsostek.
Deputi Direktur Bidang Humas dan Antarlembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja
memaparkan, proses penyusunan regulasi Permenaker turunan tersebut tengah disiapkan oleh
Kemnaker dengan melibatkan BPJamsostek dan kementerian serta lembaga terkait.
"Kompleksitas dari kriteria penerima manfaat beasiswa membuat regulasi tersebut harus
mempertimbangkan berbagai aspek, agar tepat sasaran dan dapat diimplementasikan di
lapangan. Sehingga upaya Kemnaker merumuskan regulasi turunan yang komprehensif perlu
diapresiasi," ujarnya.
Manfaat beasiswa tersebut, kata Utoh, berupa bantuan uang tunai maksimal Rp174 juta untuk
dua orang anak, yang diberikan setiap tahunnya sesuai tingkat pendidikan. Dia berharap dengan
adanya beasiswa ini, nilai manfaat bagi peserta BPJamsostek dapat memberikan angin segar
dalam peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Program ini dilahirkan dengan semangat memberikan manfaat lebih kepada masyarakat,
khususnya bagi peserta BPJamsostek. Sehingga kami berharap, program ini bisa segera
terlaksana dalam waktu dekat," katanya.
Mengacu pada PP Nomor 82 Tahun 2019, kata Utoh, mengatur beasiswa bagi anak dari peserta
yang meninggal dunia atau cacat total tetap akibat kecelakaan kerja, dari tingkat taman kanak-
kanak (TK) sampai perguruan tinggi. Uang tunai maksimal Rp174 juta untuk dua orang anak.
"Mereka berhak mendapatkan beasiswa mulai Rp1,5 juta per tahun saat TK dan SD, hingga Rp12
juta per tahun di tingkat perguruan tinggi," ujarnya. (CM) (ars).
116

