Page 122 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MARET 2021
P. 122

BANYAK PHK SAAT PANDEMI, PEMERINTAH HARUS SIAPKAN 15 JUTA LAPANGAN
              KERJA
              Jakarta - Kebutuhan lapangan kerja yang perlu disiapkan oleh pemerintah saat ini mencapai 15
              juta  lapangan  kerja.  Hal  tersebut  mempertimbangkan  banyaknya  angka  pengangguran  dan
              angkatan kerja yang di PHK selama masa pamdemi Covid-19.

              Rektor Universitas Sebelas Maret Jamal Wiwoho menjelaskan, jumlah tenaga kerja yang mencari
              lapangan kerja pada saat ini saja ada sekitar 7 juta, mulai dari Aceh sampai Papua. Kemudian
              angkatan kerja per tahun di Indonesia bisa mencapai 2,9 juta.

              Belum lagi jika melihat data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) ada sekitar 4 juta
              tenaga kerja terkena PHK atau pemutusan tenaga kerja.

              "Dengan kata lain maka total lapangan pekerjaan yang perlu disiapkan oleh pemerintah sekitar
              15 juta untuk mengatasi kondisi tersebut," kata dia dalam webinar Optimalisasi UU Cipta Kerja
              Sebagai Strategi Utama Akselerasi Investasi Indonesia, Selasa (30/3/2021).

              Dia  mengatakan  salah  satu  langkah  yang  ditempuh  oleh  pemerintah  untuk  mengatasi
              pertumbuhan jumlah tenaga kerja adalah dengan menarik investor sebanyak-banyaknya masuk
              ke Indonesia. Semakin banyaknya investor yang masuk, maka semakin banyak pula investasi
              dan lapangan pekerjaan yang terbuka untuk masyarakat.

              Jamal memahami, terrbitnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau
              Undang-Undang  Cipta  Kerja  adalah  salah  satu  bukti  pemerintah  untuk  mendorong  investasi
              melalui  berbagai  kemudahan  perizinan  berusaha  bagi  para  investor.  Selama  ini  persoalan
              tumpang  tindih  dalam  perizinan  perusahaan  antara  pemerintah  pusat  dan  daerah  serta
              kementerian atau lembaga telah menjadi penyebab sulitnya proses perizinan bagi investor yang
              akan masuk di Indonesia.

              "Harus  memakan  waktu  yang  lama  tetapi  calon  investor  juga  harus  melewati  proses  yang
              berlarut-larut dan cukup panjang. Kehadiran Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law
              tersebut diharapkan dapat memberikan ruang yang luas untuk UMKM yang pada akhirnya akan
              memberikan kontribusi sekitar 60 peesen terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia," jelas
              dia.
              Pada saat ini harus diakui UMKM dalam menjalankan bisnis masih berada pada sektor informal.
              Oleh karena itu pemerintah harus mendorong agar keberadaan UMKM berubah menjadi sektor
              formal  sehingga  bisa  memperoleh  kemudahan  perizinan  dan  mendapatkan  akses  kredit  dari
              perbankan di Indonesia.

              Jamal menambahkan, ada dua manfaat yang bisa diperoleh dari pada wujud implementasi UU
              Cipta  Kerja.  Pada  bagian  hilirnya  dapat  membantu  mendorong  laju  perekonomian  yakni
              kemudahan dalam hilirisasi riset dan akselerasi hilirisasi riset dan inovasi di daerah.
              Perguruan tinggi sangat mengharapkan undang-undang Cipta kerja dapat membuat sebuah pola
              untuk  hilirisasi  riset  menjadi  inovasi  semakin  mudah  cepat  dan  menarik,  sehingga  dapat
              mendorong  semangat  berinovasi  bagi  para  riset  dan  inovator  yang  ada  di  perguruan  tinggi
              khususnya  di  Universitas  Sebelas  Maret.  Serta  dapat  meningkatkan  sebuah  pola  kolaborasi
              dengan investor, karena jelas riset dan inovasi jelas diatur di dalam undang-undang Cipta kerja
              tersebut "Dengan semakin meningkatnya hilirisasi hasil riset dan inovasi dapat digunakan oleh
              industri dan masyarakat tentu saja akan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang
              berujung pada terciptanya lapangan kerja bagi seluruh rakyat Indonesia," tandasnya.

              Reporter: Dwi Aditya Putra Sumber: Merdeka.com.


                                                           121
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127