Page 27 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 MARET 2021
P. 27
Ringkasan
BPJS Ketenagakerjaan berencana untuk mengurangi porsi investasi pada instrumen saham dan
reksa dana, sembari menjajaki peluang penempatan investasi jangka panjang melalui sovereign
wealth fund (SWF). Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan
bahwa hal itu dilakukan untuk menekan risiko akibat penurunan harga di pasar, yang di-gadang-
gadang menjadi penyebab unrealized loss.
KOMPOSISI INVESTASI BAKAL BERUBAH
Bisnis, JAKARTA --- BPJS Ketenagakerjaan berencana untuk mengurangi porsi investasi pada
instrumen saham dan reksa dana, sembari menjajaki peluang penempatan investasi jangka
panjang melalui sovereign wealth fund (SWF).
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan bahwa hal itu
dilakukan untuk menekan risiko akibat penurunan harga di pasar, yang digadang-gadang
menjadi penyebab unrealized loss. Dalam rapat dengar pendapat bersama Dewan Pengawas
BPJS Ketenagakerjaan dan Komisi IX DPR, Selasa (30/3), Anggoro menjabarkan bahwa pada
Februari 2021, rasio kecukupan dana (RKD) program jaminan hari tua (JHT) sebesar 95,2%.
Jumlahnya belum pernah mencapai 100% lagi sejak capaian terakhir pada Desember 2017,
dengan RKD 101%. Adanya risiko pasar dari instrumen saham dan reksa dana yang porsinya
mencakup 23,8% dari nilai investasi JHT dinilai sebagai penyebab RKD itu tidak pemah mencapai
100%. Manajemen BPJS Ketenagakerjaan pun memilih solusi untuk menyesuaikan portofolio
investasinya.
"Kami lihat strateginya bisa melakukan perubahan dari saham dan reksa dana ke obligasi atau
investasi langsung sehingga secara perlahan nanti kami akan rekomposisi aset yang ada untuk
meminimalisir risiko pasar yang terjadi seperti saat ini," ujar Anggoro.
Hal itu akan mengecilkan bobot saham dan reksa dana di portofolio JHT, tetapi akan turut
mengurangi dampak fluktuasi IHSG terhadap dana BPJS ketenagakerjaan. Berdasarkan dokumen
yang diperoleh Bisnis, komposisi investasi BPJS Ketenagakerjaan per Januari 2021 terdiri saham
sebesar 15,9%, reksa dana 8,3%, obligasi 63,1%, deposito 12,2%, properti 0,4%, dan
penyertaan langsung 0,1%.
Badan tersebut menempatkan investasi saham di 34 emiten, yang 25 di antaranya merupakan
saham LQ45 dan sisanya pemah masuk indeks tersebut saat pembelian berlangsung. Strategi
lain perusahaan untuk memperbaiki portofolio investasi JHT adalah melalui komunikasi intensif
dengan emiten-emiten yang sahamnya ada dalam portofolio BPJS Ketenagakerjaan dan
berkontribusi terhadap unrealized loss yang sedang terjadi.
Tujuannya adalah agar bisa mengetahui strategi emiten tersebut serta prospek saham BPJS
Ketenagakerjaan di emiten itu. Dengan demikian, perusahaan bisa melakukan keputusan
investasi yang tepat terhadap saham tersebut. BPJS Ketenagakerjaan juga akan melakukan
rebalancing portofolio deposito ke obligasi. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai imbal hasil
optimal dan menjaga ketersediaan dana jangka pendek saat program jaminan kehilangan
pekerjaan (JKP) mulai dijalankan dalam waktu dekat.
OPSI SWF
Pilihan investasi alternatif yang kini tengah dipertimbangkan dengan serius adalah penempatan
di SWF dengan orientasi investasi jangka panjang. Menurut Anggoro, Lembaga Pengelola
Investasi (LPI) Mending cari penyelamatan diri dari risiko hukum daripada memburu return
26

