Page 18 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 18

Ketua DPD KSPSI Jabar Roy Jinto mengatakan, saat ini organisasinya terus berkonsolidasi ke
              pengurus buruh di daerah untuk menyamakan persepsi tentang RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
              Terakhir, konsolidasi dilakukan kepada pengurus di Purwakarta. "Kami akan terus konsolidasi
              ke  beberapa daerah  seperti  Subang,  Cianjur, dan  lainnya. Target  kami agar  buruh  memiliki
              persamaan persepsi, tentang bahaya bila RUU Cipta Kerja disahkan," katanya kemarin.

              Roy mengungkapkan, dari berbagai pertemuan dengan para buruh, rata-rata mereka menuntut
              agar  DPR  dan pemerintah  menghentikan  atau  membatalkan  semua  pembahasan  rancangan
              undang-undang ini. Ada kecurigaan di kalangan buruh pembahasan rancangan undang-undang
              itu tetap dilakukan secara diam-diam.

              "Opsi terakhir, kalau RUU Cipta Kerja tidak dihentikan pembahasannya, kami akan melakukan
              aksi mogok kerja nasional. Karena ini sangat berdampak negatif bagi para pekerja," ancamnya.
              Beda dengan itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Riswanda,
              menilai RUU Ciptaker sebagai solusi atas bonus demografi yang akan diperoleh Indonesia di
              rentang  2030-2050.  Bonus  demografi  menjurus  pada  besarnya  penduduk  usia  produktif
              dibandingkan penduduk usia tidak produktif.

              "Banyak sekali kepentingan dalam urusan ekonomi, investasi, dan ketenagakerjaan. Omnibus
              law dalam tataran yang ideal sebenarnya upaya mengakomodasi berbagai kepentingan baik dari
              pengusaha, pekerja, dan masyarakat supaya kebermanfaatannya maksimal," katanya.
              Riswanda mengatakan, keberadaan RUU Cipta Kerja bisa memenuhi kebutuhan Indonesia saat
              ini.  Sebab,  banyak  regulasi  di  bidang  ekonomi  dan  investasi  mulai  kehilangan  relevansinya
              dengan perkembangan dan dinamika global.

              "Perkembangan zaman dan iklim ekonomi di dunia harus diikuti pula dengan perubahan regulasi
              di dalam negeri," katanya. (arif budianto)








































                                                           17
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23