Page 348 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 348

Ringkasan

              Kepala Dinas Tenaga Kerja DKI  Jakarta  Andri Yansyah mengharapkan agar pihak perusahaan
              memfasilitasi  karyawannya  melakukan  rapid  tes  atau  swab  test.  Sebab,  klaster  perkantoran
              berkontribusi cukup signifikan dalam penambahan laporan harian kasus positif Covid-19.

              "Ketentuannya kita tetap berharap tes itu dilakukan oleh perusahan tersebut. Apabila perusahan
              itu tidak mampu, mungkin saya akan fasilitas dengan Dinkes," ujar Andri, Kamis (30/7).



              DISNAKER DKI HARAP PERUSAHAAN FASILITASI KARYAWAN UNTUK RAPID ATAU
              SWAB TEST

              Merdeka.com -  Kepala Dinas Tenaga Kerja DKI  Jakarta  Andri Yansyah mengharapkan agar
              pihak  perusahaan  memfasilitasi  karyawannya  melakukan  rapid  tes  atau  swab  test.  Sebab,
              klaster  perkantoran  berkontribusi  cukup  signifikan  dalam  penambahan  laporan  harian  kasus
              positif Covid-19.


              "Ketentuannya kita tetap berharap tes itu dilakukan oleh perusahan tersebut. Apabila perusahan
              itu tidak mampu, mungkin saya akan fasilitas dengan Dinkes," ujar Andri, Kamis (30/7).

              Namun, Andri tak mau gegabah memberi bantuan fasilitas terhadap perusahaan yang diduga
              memiliki kasus konfirmasi positif. Sejumlah pertimbangan patut diperhatikan, seperti ketaatan
              perusahaan terhadap protokol pencegahan Covid-19 di kantor.

              Andri mencontohkan, bagi perusahaan yang tetap membuat karyawannya bekerja di kantor
              melebihi  50  persen  dari  kapasitas,  tidak  masuk  kualifikasi  untuk  diberi  fasilitas  rapid  test.
              Pertimbangannya, imbuh Andri, perusahaan tersebut melanggar protokol yang telah diterbitkan
              Disnaker,  dan  dianggap  memiliki  finansial  yang  cukup  memberi  fasilitas  rapid  test  bagi
              karyawan.

              Terlebih lagi, Andri juga menjelaskan alasannya selektif memberikan fasilitas rapid test atau
              swab  test  karena  Disnaker  tidak  memiliki  anggaran  untuk  itu.  "Disnaker  tidak  mempuyai
              anggaran  untuk  melakukan  tes  masif  terhadap  perusahaan-perusahaan  tersebut."    "Kalau
              perusahaan itu kita minta bahwa dia boleh mengaktifkan karyawannya 50 persen tetapi dia
              mengaktifkannya lebih dari 50 persen berarti perusahaan itu melanggar, berarti dia perusahaan
              yang mampu sebenarnya kita harus faslitasi tetapi kita bisa melihat itu perusahaannya mampu
              atau  tidak,  jadi  itu  kewajiaban  perusahan  untuk  membiayai  karawyannya  yang  sakit,"
              tandasnya.

              1 dari 1 halaman  Munculnya klaster perkantoran terhadap penularan Covid-19 juga disinggung
              oleh  Tim  Pakar  Satuan  Tugas  Penanganan  Covid-19  Dewi  Nur  Aisyah.  Ia  mengungkapkan,
              klaster Covid-19 di perkantoran wilayah DKI Jakarta mencapai 90 lokasi. Terjadi peningkatan
              cukup tajam dari sebelum penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

              "Kalau di DKI Jakarta sendiri sampai tanggal 28 Juli 2020 ini ditemukan 90 klaster," ucapnya
              dalam Talk Show Covid-19 Dalam Angka yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Rabu
              (29/7).
              90  Klaster  ini  disebut  memicu  munculnya  459  kasus  positif  Covid-19.  Terjadi  penambahan
              sebanyak sembilan kali lipat dari data sebelum PSBB transisi yang hanya 43 kasus.

              Menurut Dewi, ada dua kemungkinan yang memicu munculnya klaster baru di perkantoran DKI
              Jakarta.  Pertama,  virus  Covid-19  dibawa  dari  rumah  karyawan.  Kedua,  karyawan  tersebut
              terpapar Covid-19 saat dalam perjalanan dari atau menuju kantor.

                                                           347
   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353