Page 353 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 353

neutral - Ari Hidayat (Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) Lamongan) RUU Omnibus Law Cipta
              Kerja,  ternyata  melanggengkan  sistem  Outsorcing  dan  Kerja  Kontrak,  padahal  pekerja  di
              Indonesia mengharapkan, status kerjanya diperjelas sebagai pekerja Tetap atau PKWTT



              Ringkasan
              Dampak  Virus  Corona  (Covid-19)  sebanyak  6.800  pekerja  di  Lamongan  saat  ini  terpaksa
              dirumahkan. Sedangkan yang masih aktif terlibat dalam kegiatan Industri namun juga dalam
              ancaman  adanya  RUU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  ada  sekitar  20.600  pekerja,    "  Angka
              pengangguran  di  Lamongan  tahun  2020  mencapai  22.115  orang,  pemulihan  perekonomian
              diberbagai tingkatan perlu dilakukan, karena perekonomian Indonesia sejak April hingga kini
              beberapa sektor masih belum maksimal," ujar Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) Lamongan
              Ari Hidayat, Kamis (30/07/2020).



              DAMPAK RUU CIPTA KERJA DAN COVID-19 PENGANGGURAN CAPAI 22.115 ORANG

              LAMONGAN | duta.co - Dampak Virus Corona (Covid-19) sebanyak 6.800 pekerja di Lamongan
              saat  ini  terpaksa  dirumahkan.  Sedangkan  yang  masih  aktif  terlibat  dalam  kegiatan  Industri
              namun juga dalam ancaman adanya RUU Omnibus Law Cipta Kerja ada sekitar 20.600 pekerja,
              "  Angka  pengangguran  di  Lamongan  tahun  2020  mencapai  22.115  orang,  pemulihan
              perekonomian diberbagai tingkatan perlu dilakukan, karena perekonomian Indonesia sejak April
              hingga kini beberapa sektor masih belum maksimal," ujar Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN)
              Lamongan Ari Hidayat, Kamis (30/07/2020).

              Dia  mengatakan,  ancaman  resesi  ekonomi  global  yang  akan  mengimbas  keperekonomian
              Indonesia perlu diantisipasi. Hal yang paling berdampak signifikan, yakni pada sektor padat
              karya karena yang mampu mempengaruhi sektor riil adalah Industri padat karya.

              "  Ditengah  ancaman  resesi  mestinya  pemerintah  sesuai  hierarki  melaksanakan  pemulihan
              perekonomian secara sistemis dan terintegrasi. Namun hal ini nampaknya belum sesuai dengan
              harapan  kita,  dimana  pada  kegiatan  industri  mampu  menopang  daya  beli  masyarakat,"
              ungkapnya.

              Menurutnya, agenda pemerintahan dibidang industri dan ketenagakerjaan justru terpaku pada
              RUU Omnibus Law Cipta Kerja, yang jika dianalisis justru tidak memberikan harapan pemulihan
              pada perekonomian di Indonesia.

              " RUU Omnibus Law Cipta Kerja telah merombak sistem ketenagakerjaan, yang semula sesuai
              UU  nomor  13  tahun  2003  tentang  ketenagakerjaan  mengatur  hubungan  industrial  melalui
              tripartite,  dengan  melibatkan  pemerintah  daerah  kabupaten,  sebagai  penyelenggara
              ketenagakerjaan sebagai amanat UUD 1945 pasal 18 ayat 5," tandasnya.

              Pemerintah  daerah,  lanjut  Ari,  melaui  Dinas  Tenaga  Kerja  melegalkan  Serikat  Pekerja,
              membangun  hubungan  Industrial  Tripartite,  baik  dalam  perselisihan  kepentingan,  maupun
              pembahasan persoalan UMK sebagai Jaring Pengaman Sosial di bidang ketenagakerjaan.
              "  Ironisnya,  RUU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  telah  menghilangkan  sistem  tersebut.  Dengan
              demikian RUU Omnibus Law Cipta Kerja telah menghancurkan tatanan sistem ketenagakerjaan
              Indonesia. Dengan menghilangkan peranan negara dalam bidang ketenagakerjaan (Kabupaten
              sebagai hirarki Konstitusi bagian bawah Negara) dan amanat UUD 1945 pasal 18," jelasnya.




                                                           352
   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357   358