Page 390 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 390
Tim Pakar Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dr Dewi Nur Aisyah mengatakan
hingga28 Juli 2020 ditemukan 90 klaster perkantoran di
DKI Jakarta sudah terpapar Covid-19 dengan total 459 kasus.
"Ini kalau kita lihat angkanya hampir 10 kali lipat atau ada penambahan 416 kasus sebelum
masa PSBB diterapkan yang hanya 43 kasus," katanya di Jakarta, Rabu (29/7).
Dewi Nur Aisyah mengatakan terdapat dua kemungkinan penyebab peningkatan kasus tersebut.
Pertama, bisa jadi di lingkungan perkantoran ada orang yang positif kemudian menularkan pada
orang lain.
Orang yang positif tersebut, ujar dia. kemungkinan bisa juga telah teipapar selama di perjalanan
menuju kantor misalnya di transportasi umum dan sebagainya.
"Kemudian bisa juga ia terpapar di lingkungan rumah," katanya.
Kemungkinan tertular di lingkungan perkantoran cukup tinggi apalagi sesama karyawan sudah
saling berkumpul dan ditambah lagi ventilasi udara kurang bekerja dengan optimal sehingga
siklus udara kurang bagus.
Jika melihat data yang dihimpun, maka klaster penyebaran kasus Covid-19 di perkantoran cukup
beragam di antaranya kementerian, badan atau lembaga. kantor di lingkungan pemerintah
daerah DKI Jakarta, kepolisian. BUMN dan swasta.
Berdasarkan data tersebut. Satgas Penanganan Covid-19 menyarankan bagi perusahaan yang
bisa menerapkan kerja dari rumah atau work from home sebai kny a di terapkan.
Jika tetap memaksakan diri masuk atau datang ke kantor, dr Dewi menyarankan agar
membatasi jumlah pekerja maksimal 50 persen.
"Kepadatan di kantor jadi terbatas. Yang kedua apabila tetap terpaksa masuk maka dibuat shift
kerja dan dibedakan dua jam," ujarnya.
Tujuannya yaitu agar tidak terjadi penumpukan saat masuk kantor dan juga pada waktu
karyawan makan siang.
Agresif
Dr Dewi Nur Aisyah juga mengungkapkan alasan tingginya kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta
karena agresifnya pemeriksaan dan penelusuran epidemiologi yang dilakukan oleh tim
surveilans.
Dia menggambarkan, agresivitas tersebut dengan pemeriksaan yang dilakukan DKI Jakarta
sudah empat kali lipat dari standar WHO.
Bila standar yang ditetapkan WHO harus memeriksa 1.000 spesimen per 1 juta penduduk, DKI
Jakarta telah memeriksa 40.000 spesimen dari sekitar 10 juta penduduknya.
"Pada periode 4-10 Juni DKI Jakarta sudah memeriksa20.000. melebihi ekspektasi WHO.
Kemudian bertambah lagi jadi 27.000 di minggu berikutnya, dan dua pekan terakhir sudah
40.000 pemeriksaan dalam seminggu. Sudah empat kalinya standar WHO," kata Dewi.
Dari seluruh kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta periode 4 Juni hingga 28 Juli 2020, sekitar
57%-nya merupakan tanpa gejala dan 43%-nya orang yang memiliki gejala.
389