Page 395 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 395
DPR PRIHATIN MUNCUL KLASER COVID-19 DI PERKANTORAN
Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Rahmad Handoyo menyampaikan
keprihatinanterkait munculnya klaster baru penyebaran COVID-19 yaitu di perkantoran, dan itu
merupakan sebuah ironi.
"Saya mengatakan kenyataan ini sangat ironis karena orang-orang yang berada di kantor
umumnya berpendidikan, semestinya sudah paham bagaimana seharusnya menyikapi ancaman
COVID-19. Tapi kenyataannya banyak perkantoran yang menjadi klaster baru, khususnya di
Jakarta," kata Rahmad Handoyo dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu (29/7/2020).
Dia mengatakan, sebelum vaksin ditemukan, kunci kemenangan dalam "perang" melawan
COVID-19 hanya satu yaitu disiplin yang tinggi, dengan mematuhi protokol kesehatan yang
telah ditetapkan pemerintah, menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan.
Hati-hati! Perdagangan Orang Sasar Korban Secara Daring Besok, KAI Daop 1 Jakarta Tambah
Empat Perjalanan Rahmad menjelaskan, maraknya penyebaran COVID-19 di perkantoran
merupakan keprihatinan bersama, semua pihak, dalam hal ini pihak perusahaan dan karyawan,
harus bersama-sama meningkatkan kewaspadaan.
Rahmad mengatakan kenyataan yang mengkhawatirkan saat ini harus menjadi proses
pembelajaran bersama agar kasus klaster perkantoran tidak meledak kembali dan semakin
parah.
"Saya ingin mengimbau, khususnya kepada para pekerja dikantoran, mulai mendisplinkan diri
sesuai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah," ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan dalam menghadapi pandemi, banyak hal yang
semestinya jadi bahan evaluasi misalnya peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang
airborne yaitu penularan virus lewat udara juga harus menjadi perhatian.
"WHO sudah mengatakan tentang airborne, karena itu sirkulasi diudara juga harus diperhatikan.
Pokoknya semua protokol kesehatan yang dianjurkan WHO dan pemerintah itu harus benar-
benar dijalankan," katanya.
Dia juga menyoroti seringkali protokol kesehatan di perkantoran diabaikan para pekerja
misalnya dalam rapat di kantor, jarak diantara peserta terabaikan, dan saat berbicara masker
sengaja dibuka.
Menurut dia, membuka masker saat rapat, berpotensi menjadi penyebaran virus corona dari
orang terpapar tanpa gejala (OTG) dan akhirnya perusahaan jadi klaster baru penyebaran
COVID-19.
"Saya juga mendukung makan bersama di kantor misalnya usai rapat, ditiadakan saja. Karena
saat makan bersama, semuanya membuka masker, sehingga kondisi seperti itu sangat
berpotensi penyebaran virus," ujarnya.
Dia juga mengingatkan, sesuai data yang dikeluarkan Gugus Tugas, di Jakarta sebanyak 66
persen orang yang terpapar COVID-19 tertular dari orang tanpa gejala (OTG). [Inilahcom].
394