Page 67 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 67

KEMENAKER RI IJINKAN PENEMPATAN PMI DI LUAR NEGERI, 14 NEGARA INI
              JADI TUJUAN PRIORITAS

              Laporan  Jurnalis   Tribun  Bali    ,  I  Wayan  Sui  Suadnyana    TRIBUN-BALI.COM,  DENPASAR   -
              Menteri Tenaga Kerja (Kemenaker) RI, Ida Fauziah menerbitkan Keputusan Menteri nomor 294
              tahun 2020 tentang Pelaksanaan Penempatan Pekerja Migran  Indonesia  pada Masa Adaptasi
              Kebiasaan Baru.

              Terbitnya  peraturan  ini  sekaligus  mencabut  Kepmenaker  Nomor  151  Tahun  2020  tentang
              Penghentian Sementara Penempatan Pekerja Migran  Indonesia. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
              Energi  Sumber  Daya  Mineral  (Disnaker  ESDM)  Provinsi    Bali    ,  Ida  Bagus  Ngurah  Arda
              mengatakan, dengan diterbitkannya Kepmenaker Nomor 294 tahun 2020, pihaknya diundang
              untuk mengikuti sosialisasi melalui virtual.
              "Kita diundang sosialisasi melalui virtual terkait dengan implementasinya seperti apa," kata Arda
              saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon dari Denpasar, Minggu (2/8/2020).

              Arda  juga  mengaku  juga  sempat  berbincang  melalui  sambungan  telepon  dengan  Direktur
              Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja  Kemenaker
              RI. Dari obrolan tersebut Arda menuturkan bahwa yang diprioritaskan berangkat bekerja yakni
              mereka  yang  sudah  siap  secara  administrasi,  baik  dari  segi  visa,  memiliki  surat  resmi
              penempatan tenaga migran  Indonesia  (SP2MI) dan sebagainya.
              Para calon  PMI  yang sudah memiliki syarat lengkap ini sebenarnya sudah mau berangkat
              beberapa waktu lalu, namun karena pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dan adanya
              Kepmenaker Nomor 151 Tahun 2020, mereka tidak bisa berangkat.

              Oleh karena itu, Arda berharap sepanjang calon  PMI  sudah memiliki syarat lengkap maka
              dipersilakan untuk berangkat. Namun sampai saat ini baru 14 negara tujuan yang dibuka oleh
              Kemenaker  RI.

              "Ada 14 negara yang dimungkinkan. Tapi ini baru informasi lisan dari Dirjen. Tentunya nanti
              akan ada keputusan Dirjen," jelas Arda.

              14 negara yang dimaksud oleh Arda yakni Aljazair, Australia, Hongkong, Korea Selatan, Kuwait,
              Maladewa,  Nigeria,  Persatuan  Emirat  Arab,  Polandia,  Qatar,  Taiwan,  Turki,  Zambia  dan
              Zimbabwe.  Bagi    PMI    penempatan  Taiwan  sudah  dibuka  untuk  semua  sektor  pekerjaan.
              Sementara untuk penempatan Australia, Korea Selatan, Nigeria dan Polandia juga dibuka untuk
              semua sektor, namun terbatas pada pemberi kerja berbadan hukum.

              Negara Kuwait juga dibuka untuk semua sektor pada pemberi kerja berbadan hukum, namun
              dikecualikan  untuk  sektor  kesehatan.  Kemudian  untuk  negara  lainnya  belum  dibuka  semua
              sektor, seperti Aljazair baru dibuka khusus konstruksi, Hongkong untuk domestik dan Maladewa
              serta Turki untuk hospitality. Persatuan Emirat Arab juga dibuka untuk  hospitality  , namun
              dikecualikan untuk sektor kesehatan.

              Selanjutnya  untuk  negara  Zambia  dan  Zimbabwe  baru  dibuka  khusus  untuk  sektor
              pertambangan. Skema memberangkatkan pekerja ke berbagai negara tersebut juga berbeda,
              ada  yang  melalui  goverment  to  government  (G  to  G),  private  to  provate  (P  to  P),  untuk
              kepentingan perusahaan sendiri (UKPS) dan/atau  PMI  perseorangan.
              Arda menuturkan, jika seandainya ada  PMI  asal  Bali  yang bakal berangkat bekerja ke luar
              negeri, pihaknya bakal melakukan pendataan melalui aplikasi.

              Saat mendaftar melalui aplikasi tersebut, ada beberapa bahan yang harus diunggah oleh  PMI
              , seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), surat persetujuan dari keluarga, surat perjanjian kerja
                                                           66
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72