Page 29 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 MARET 2021
P. 29

BP JAMSOSTEK GARAP PROGRAM JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN

              MASYARAKAT yang kehilangan pekerjaan, kini bisa bernapas lega. Sebab, Badan Penyelenggara
              Jaminan  Sosial  Ketenagakerjaan  (BP  Jamsostek)  kini  memiliki  program  Jaminan  Kehilangan
              Pekerjaan (JKP). Seusai dilantik Presiden Joko Widodo, Direktur Utama Badan Penyelenggara
              Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Anggoro Eko Cahyo berjanji akan sungguh-
              sungguh  melaksanakan  amanah  jabatan.  Yaitu, menjunjung  tinggi  integritas,  profesionalitas,
              dengan tata kelola yang baik, serta tetap mengedepankan inovasi.

              Anggoro  mengakui,  ada  empat  tantangan  yang  akan  dihadapi.  Pertama,  perlindungan  bagi
              seluruh tenaga kerja di Indonesia. Kedua, perlindungan pada pasar tenaga kerja di era industri
              4.0. Ketiga, peningkatan manfaat, kemudahan, dan kecepatan layanan. Keempat, meningkatkan
              teknologi. Dalam 100 hari pertamanya, Anggoro mengusung strategi: Same Day Service atau
              lebih dikenal menjemput bola alias lebih proaktif. Sebab, direksi anyar BP Jamsostek bertekad
              ingin memberi dampak nyata bagi para tenaga kerja.

              Untuk memuluskan program itu, Anggoro menetapkan jajaran direktur teknis. Yakni, Direktur
              Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi Pramudya Iriawan Buntoro, Direktur Keuangan
              Asep Rahmat Suwandha, Direktur Umum dan SDM Abdur Rahman Irsyadi, Direktur Kepesertaan
              Zainudin, Direktur Pelayanan Roswita Nilakurnia, serta Direktur Pengembangan Investasi Edwin
              Michael Ridwan.

              Dia  menjelaskan,  dari  sisi  kepesertaan,  perseroan  akan  memberikan  dan  memastikan
              kemudahan pendaftaran dan pembayaran bagi peserta. "Sementara dari sisi layanan, kami kan
              rebranding  layanan  mobile  dan  mengembangkan  layanan  fully  digital  yang  memanfaatkan
              teknologi biometric. Kami juga sangat concern dengan data dan kolaborasi," tuturnya di Jakarta,
              Selasa (2/3).

              Yang  lebih  menarik,  BP  Jamsostek  akan  menyelenggarakan  Program  Jaminan  Kehilangan
              Pekerjaan (JKP). Sekadar informasi, berdasarkan catatan Menteri Ketenagakerjaan, 17,8 persen
              perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama pandemi Covid-19. Selain itu,
              25,6  persen  perusahaan  merumahkan  pekerjanya,  dan  10  persen  perusahaan  melakukan
              keduanya. Survei yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan pada 2020 menunjukkan, sekitar
              88 persen perusahaan terdampak pandemi, sehingga mengakibatkan kerugian pada operasional
              perusahaan.

              Kata Anggoro, pihaknya akan serius menggarap program ini. Terlebih, Undang-Undang Cipta
              Kerja  sudah  disahkan.  "Ya,  fokus  utama  tahun  ini  adalah  implementasi  program  baru  yang
              diamanahkan kepada kami, yakni JKP. Kami akan persiapkan segala sesuatunya agar JKP ini
              segera bisa terimplementasi dengan baik. Dan menjadi penyempurna jaminan sosial yang sudah
              ada," terangnya.

              Ketua  Dewan  Pengawas  (Dewas)  BP  Jamsostek  Muhammad  Zuhri  menyatakan,  siap  bekerja
              sama dengan jajaran direksi untuk memastikan kinerja BP Jamsostek dan kesejahteraan pekerja
              menjadi  lebih  baik.  "Kami  membutuhkan  partisipasi  dan  dukungan  dari  seluruh  komponen
              masyarakat. Terutama para pekerja, agar kami mampu menjalankan tanggung jawab ini dengan
              sebaik-baiknya," ucapnya.

              Zuhri menjelaskan, ada enam lompatan besar yang akan dilakukan Dewas BP Jamsostek dalam
              melakukan  pengawasan.  Yakni,  peningkatan  kepesertaan  berbasis  sinkronisasi  data
              kepesertaan,  mendorong  perbaikan  pelayanan  dengan  pendekatan  strategis,  memperhatikan
              risiko  operasional  dan  investasi,  memenuhi  standar  operasional  BP  Jamsostek.  Lalu,
              menindaklanjuti rekomendasi DJSN dan pemeriksaan khusus Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
              serta menyelesaikan gap antara regulasi dengan implementasi operasional.


                                                           28
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34