Page 64 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 SEPTEMBER 2020
P. 64

Ringkasan

              Selama lebih dari lima tahun, Siti (bukan nama sebenarnya) pembantu rumah tangga (PRT) asal
              Jawa Timur, bekerja selama 16 jam untuk keluarga Ang Mo Kio. Setiap hari antara tahun 2010
              dan 2015, mulai pukul 5.30 pagi,  ia membersihkan flat lima kamar  majikannya di lantai 10,
              dilanjutkan ke flat lima kamar milik ibu majikannya gedung yang sama. Setelah itu, Siti harus
              memasak untuk kedua flat itu.



              MAJIKAN DI SINGAPURA HARUS MEMPEKERJAKAN PEMBANTU SESUAI KONTRAK
              KERJA

              Selama lebih dari lima tahun, Siti (bukan nama sebenarnya) pembantu rumah tangga (PRT) asal
              Jawa Timur, bekerja selama 16 jam untuk keluarga Ang Mo Kio. Setiap hari antara tahun 2010
              dan 2015, mulai pukul 5.30 pagi,  ia membersihkan flat lima kamar  majikannya di lantai 10,
              dilanjutkan ke flat lima kamar milik ibu majikannya gedung yang sama. Setelah itu, Siti harus
              memasak untuk kedua flat itu.

              Meskipun kelelahan karena baru menuntaskannya setelah pukul 21.30 setiap hari, dengan waktu
              istirahat  hanya  setengah  jam  untuk  makan  siang,  wanita  berusia  35  tahun  itu  tidak  pernah
              melaporkan pelanggaran penugasan tersebut kepada pihak berwenang.

              "Saya  tahu  itu  tidak  benar,  tapi  saya  masih  muda  dan  baru.  Saya  takut  mendapat  masalah
              dengan majikan karena saya pikir saya akan masuk daftar hitam. Saya lebih baik tidak bicara,
              jadi saya ikuti saja," katanya.

              "Tujuan  saya  di  sini  adalah  untuk  bekerja  dan  menghasilkan  uang,  bukan  untuk  membuat
              masalah," tutur Siti.
              Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya Siti tak kuasa menanggung beban kerja yang
              begitu berat, lalu ia meminta pulang. Dua bulan kemudian, dia berhubungan dengan agen TKI
              lain dan kembali bekerja pada majikan baru di Singapura.

              Masalah para PRT yang dipekerjakan secara ilegal menjadi sorotan setelah Parti Liyani, mantan
              PRT yang dipekerjakan oleh Liew Mun Leong dan keluarganya, dibebaskan dari tuduhan mencuri
              di rumah majiknanya itu. Buntutnya, pekan lalu, Liew mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
              Kepala Changi Airport Group dan ekskutif di biro konsultan infrastruktur ternama di Asia, Surbana
              Jurong, serta dua jabatan penting lainnya.

              Selama  bekerja,  Parti  diminta  membersihkan  rumah  dan  kantor  putra  Liew,  Karl  Liew,  dan
              pengadilan menemukan bahwa Liew memecatnya dan membuat laporan pencurian ke polisi yang
              menuduh  pencurian  setelah  Parti  mengancam  akan  melaporkan  pelanggaran  tersebut  ke
              Kementerian Tenaga Kerja Singapura (MOM).

              Angka resmi menunjukkan penempatan ilegal pekerja rumah tangga asing (PRT) di Singapura
              dianggap  sebagai  masalah  kecil.  Tetapi,  hasil  wawancara  dengan  sejumlah  PRT  telah
              memberikan gambaran yang berbeda.

              melaporkan, tujuh dari 12 PRT telah diminta oleh majikannya untuk melakukan pekerjaan rumah
              tangga lainnya yang tidak sesuai kontrak. Tidak ada dari mereka yang melaporkan pelanggaran
              tersebut ke MOM.
              Seperti  Siti,  mereka  mengaku  tidak  memiliki  pemahaman  yang  cukup  tentang  aturan
              ketenagakerjaan, ketakutan akan dampaknya, dan khawatir laporannya akan sia-sia.



                                                           63
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69