Page 65 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 SEPTEMBER 2020
P. 65

Seorang PRT yang minta disebut dengan nama Diyah, mengatakan lima majikan sebelumnya
              memintanya untuk bekerja di rumah anggota keluarga lain, atau tempat kerja mereka. Diyah
              mengatakan bahwa dia tidak mengetahui aturan tersebut, selama menjalankan tugasnya dengan
              dua perusahaan pertamanya.

              Majikan  ketiganya  mengaku  mendapat  persetujuan  MOM,  meski  tidak  pernah  berkonsultasi
              dengannya  tentang  pengaturan  tersebut,  dan  Diyah  mengatakan  dia  tidak  tahu  bagaimana
              memverifikasi masalah tersebut.

              Demikian pula Lara, warga Surabaya, diminta tidak hanya merawat dua rumah di kondominium
              yang sama,  tetapi  selama  delapan bulan juga membersihkan kantor  majikannya. Pada  akhir
              masa kerjanya, Lara telah memberi tahu agensinya tentang pelanggaran itu, tetapi tidak yakin
              apakah masalah tersebut telah dilaporkan ke MOM.

              "Saya masih kena pemotongan waktu itu," katanya, merujuk pada periode awal kerja dengan
              sebagian gaji masuk ke agen.
              "Saya  tidak  ingin  banyak  masalah  karena  istri  bos  saya  pemarah.  Jadi,  saya  hanya  ingin
              menyelesaikan pemotongan dan menelannya. Saya tahu itu tidak benar," tuturnya pasrah.

              Berdasarkan undang-undang di Singapura, majikan harus memastikan bahwa pembantu rumah
              tangga hanya melakukan tugas rumah tangga dan dapat bekerja untuk majikan mereka hanya
              di alamat yang tertera pada izin kerja mereka.

              Minggu lalu, MOM mengatakan bahwa antara 2017 dan 2019, telah menerima rata-rata 550
              laporan per tahun soal pekerja rumah tangga yang dipaksa bekerja secara ilegal oleh majikan,
              atau anggota rumah keluarganya. Angka itu adalah 0,2 persen dari lebih dari 236.000 majikan
              PRT di Singapura.

              Kementerian itu mengatakan bahwa setelah diselidiki, sebagian besar kasus adalah PRT yang
              dipekerjakan ke rumah anggota keluarga dekat untuk merawat anak-anak atau manula di sana.

              "Ini diizinkan selama para pembantu menerima  pengaturan tersebut, tidak diharuskan untuk
              melakukan  pekerjaan  rumah  tangga  dua  keluarga,  dan  kesejahteraan  mereka  diurus,"  kata
              MOM.

              Mereka  yang  dinyatakan  bersalah  mempekerjakan  PRT  secara  ilegal  dapat  didenda  hingga
              10.000 dollar, dan dilarang mempekerjakan PRT. MOM mengatakan setiap tuduhan ditangani
              dengan serius melalui penyelidikan, tetapi mereka tidak merinci berapa ambang batas untuk
              penuntutan.

              "Dalam kasus yang serius, seperti di mana PRT asing secara teratur dikerahkan untuk melakukan
              pekerjaan nonrumah tangga atau untuk bekerja di tempat komersial dalam jangka waktu yang
              lama, majikan dapat didenda dan juga dilarang mempekerjakan PRT," tambahnya.

              Tentu  saja,  tidak  semua  PRT  yang  dipekerjakan  secara  ilegal  memiliki  pengalaman  negatif.
              Seorang  pekerja  berusia  41  tahun  mengatakan  kepada    bahwa  dia  dengan  senang  hati
              membersihkan rumah ibu majikannya dua kali seminggu dengan gaji tambahan 50 dollar, karena
              anak-anak telah dewasa dan beban pekerjaannya jadi berkurang.

              "Tidak terlalu melelahkan, dan majikan saya sangat pengertian dan tidak memaksa saya untuk
              pulang. Biasanya pada hari-hari itu, dia tidak akan menyuruh saya memasak makan malam,"
              kata pria asal Semarang, Jawa Tengah, ini.

              Tetapi,  Presiden  Kelompok  Pendukung  Jaringan  Keluarga  Indonesia,  Ummai  Ummairoh,
              mengatakan kondisi di mana kedua belah pihak diuntungkan sangat jarang terjadi.

                                                           64
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70