Page 188 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 SEPTEMBER 2020
P. 188

Pengembangan Tenaga Kerja (WDA) Kementerian Tenaga Kerja  Taiwan  yang dikutip kantor
              berita setempat, Jumat 8 September 2020.
              Sebagai  bentuk  penolakan  terhadap  langkah  Indonesia,  WDA  menyatakan  bahwa  majikan
              Taiwan dapat mempekerjakan tenaga kerja migran dari negara lain.

              "Selain Indonesia, majikan dapat mempekerjakan pekerja dari Vietnam, Filipina, dan Thailand
              untuk  bekerja  di  Taiwan.  Kontrak  harus  ditandatangani  sesuai  dengan  hukum,  berdasarkan
              hukum  Taiwan,  yang  dengan  jelas  mencantumkan  hak  dan  kewajiban  kedua  belah  pihak,"
              demikian dinyatakan WDA, dikutip dari  Antara  , Sabtu (5/9/2020).

              Masalah tersebut muncul setelah pemerintah Indonesia menggelar konferensi pers pada 30 Juli,
              dengan menyatakan siap untuk mulai mengirim PMI ke sejumlah negara dan wilayah di dunia,
              termasuk Taiwan, setelah sempat menghentikannya selama hampir empat bulan akibat pandemi
              COVID-19.

              Menurut WDA, Indonesia secara sepihak mengklaim telah mencapai kesepakatan dengan 14
              negara dan wilayah, termasuk Taiwan, tentang penyaluran pekerja migran.

              Namun,  pemerintah  Indonesia  dianggap  tidak  mendiskusikan  persoalan  tersebut  dengan
              Kementerian Tenaga Kerja  Taiwan  (MOL) melalui saluran yang tepat.

              MOL lalu mengirimkan surat kepada pemerintah Indonesia pada 26 Agustus untuk mendapatkan
              klarifikasi  atas  persoalan  tersebut,  namun  sampai  saat  ini  belum  mendapatkan  tanggapan,
              ungkap WDA.

              "MOL terus bertanya kepada Indonesia untuk mengklarifikasi masalah tersebut melalui saluran
              komunikasi bilateral," kata badan tersebut.

              Persoalan  itu  muncul  setelah  Kepala  Badan  Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)
              Benny Ramdhani, dalam wawancara dengan Kantor Berita CNA pada 31 Agustus, mengatakan
              bahwa para PMI banyak terjerat utang karena harus membayar biaya penempatan yang sangat
              mahal sehingga mimpi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan bekerja di luar
              negeri tidak menjadi kenyataan.

              "Negara-negara yang mengimpor tenaga kerja dan para majikan harus tahu karena ini sesuai
              dengan peraturan di Indonesia," ujarnya.

              Benny  menyebutkan  bahwa  biaya  penempatan  sebenarnya  hanya  Rp14  hingga  Rp17  juta.
              Namun karena PMI banyak yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank, mereka meminjam
              melalui perantara dengan bunga tinggi, bahkan ada yang harus membayar biaya tersebut hingga
              Rp70 juta.

              Oleh karena itu, dia menyatakan seharusnya biaya tersebut ditanggung oleh pemberi kerja di
              luar negeri dan sebagian lagi oleh pemerintah Indonesia.

              Indonesia  tidak  memiliki  hubungan  diplomatik  dengan  Taiwan  sehingga  hubungan
              ketenagakerjaan  berada  dalam  ranah  hubungan  bisnis  atau  "B  to  B".  Status  tersebut
              membedakan PMI di Taiwan dengan di Hong Kong, Korea Selatan, Jepang, dan Timur Tengah,
              yang melibatkan pemerintah kedua negara atau wilayah..









                                                           187
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193