Page 164 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JUNI 2021
P. 164
Ia mengaku menemukan berbagai pelanggaran di dalam balai latihan kerja itu. Salah satunya
adalah penutupan akses komunikasi terhadap calon pekerja migran.
"Kalau yang kita temukan hari ini jelas, misalnya handphone, pengakuan dari perusahaan hanya
disimpan selama mereka mengikuti proses belajar. Ternyata kita temukan case tidak dalam posisi
belajar handphone juga ditahan. Ini kan sarana vital komunikasi. Mereka penting berkomunikasi
setiap waktu dengan keluarganya," katanya.
Pelanggaran lainnya adalah tentang pemotongan gaji. Menurutnya, pekerja migran yang sudah
mendapatkan tempat kerja, gajinya dipotong.
"Pemotongan dari gaji, Singapura misalnya, Rp 5.500.000, ternyata dipotong selama 8 bulan. Pe
rbulan dipotong Rp 4.100.000. Maka tinggal mendapatkan 1.400.000," jelasnya.
Tidak hanya itu, temuan lainnya adalah tentang perjanjian kerja.
Menurut Benny, semua pekerja migran yang sudah ditempatkan harus mendapatkan bukti fisik
perjanjian kerjanya.
Namun, ada pekerjan yang tidak mendapatkan salinan fisik perjanjian kerja tersebut.
"Sudah mendapatkan kerja, sudah menandatangani perjanjian, tidak mendapatkan salinan fisik
perjanjian kerja. Ini kejahatan menurut saya. Ini tidak boleh dibiarkan," katanya.
"Saya masih meyakini tidak mungkin jika tidak ada sebab yang mendorong mereka. Tidak ada
orang yang berani lompat di gedung dengan ketinggian 15 meter dengan resiko mati, resiko
cacat fisik," katanya.
Menurutnya, dari aspek perizinan, BLK yang ada di Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang itu
memenuhi syarat sebagai BLK-LN.
"Kalau legalitasnya di sini ada dua. Satu legalitas BLK, bimbingan latihan kerja. Yang kedua P3MI
(Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia). Dari dua-duanya sudah legal," katanya.
Sutiaji mengatakan, para calon pekerja migran yang ada BLK tersebut direkrut sesuai dengan
kebutuhan penyedia kerja.
"Anak yang ada di sini itu tidak tiba-tiba.
Basic -nya adalah basic kebutuhan. Jadi negara ini butuh ini, jadi rekrut," katanya.
Ia juga menyebut fasilitas yang ada di dalam BLK itu sudah memenuhi pelaksanaan pelatihan
kerja bagi para calon pekerja migran.
"Fasilitas saya lihat memang ada pengajaran. Dari segi kelayakan, kelayakannya memang di sini
(tidurnya) sudah pakai bed , susun gitu," katanya.
Selain itu, Sutiaji menyebut bahwa pengelola BLK itu juga sudah menyediakan layanan
kesehatan.
163