Page 189 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JUNI 2021
P. 189

KEMNAKER PASTIKAN PEMBUATAN KARTU KUNING GRATIS

              INFO NASIONAL-- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memastikan tidak ada pungutan
              biaya alias gratis dalam pengurusan dan pencetakan kartu tanda bukti pendaftaran Pencari Kerja
              (AK/I) atau biasa disebut dengan kartu kuning.

              Untuk mendaftarkan diri sebagai pencari kerja, masyarakat dapat datang langsung ke Dinas
              Ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota atau secara online melalui kemnaker.go.id pada layanan
              karirhub. Apabila kartu AK/I akan dicetak, maka pencari kerja harus datang ke kantor dinas
              terdekat.

              "Apabila ada petugas yang meminta pungutan, laporkan saja ke pihak ke berwajib dan petugas
              yang  meminta  pungutan  akan  dikenakan  sanksi  tegas,"  ucap  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida
              Fauziyah di Jakarta, Sabtu, 19 Juni 2021.

              Permintaan pembuatan kartu kuning belakangan ini dilaporkan meningkat di berbagai daerah.
              Hal  ini  dipengaruhi  adanya  persiapan  pendaftaran  CPNS,  adanya  lulusan  pendidikan  yang
              mencari kerja, serta para pekerja yang terdampak pandemi Covid-19.

              Menaker Ida pun mengimbau masyarakat yang sedang mencari kerja untuk mendaftarkan diri
              ke kantor dinas terkait di tingkat Kabupaten/Kota. Pelayanan pendaftaran pencari kerja tersebut
              diatur  oleh  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  39  Tahun  2016  tentang  Penempatan
              Tenaga Kerja.

              Hal ini juga sesuai kebijakan otonomi daerah, di mana pencari kerja yang akan bekerja di dalam
              atau di luar negeri harus terdaftar di Dinas Kabupaten/Kota sesuai domisili. Namun, bagi pencari
              kerja yang berada di luar kabupaten/kota domisilinya tetap dapat mendaftarkan diri ke Dinas
              ketenagakerjaan setempat, karena pelayanan pencari kerja bersifat nasional.

              "Kami  meminta  para  kepala  dinas  untuk  memberikan  pelayanan  yang  baik,  maksimal,
              memudahkan  para  pemohon  yang  mengajukan  diri  untuk  pengurusan  kartu  AK/I.  Jangan
              dipersulit," kata Ida, menambahmenambahkan.

              Dalam pantauan Kemnaker, di beberapa daerah terindikasi masih ditemukan atau terjadi praktek
              pungutan biaya secara ilegal pembuatan kartu kuning. "Modusnya mulai dari biaya administrasi,
              hingga biaya sukarela. Padahal semestinya hal tersebut dilarang dan dapat dikategorikan sebagai
              pungutan liar," ujarnya.

              Ida melanjutkan, bagi pencari kerja yang telah mendapatkan pekerjaan, wajib melaporkan telah
              diterima  bekerja  kepada  instansi  yang  bertanggung  jawab  di  bidang  ketenagakerjaan
              kabupaten/kota.

              Data-data pencari kerja yang diperoleh dari pembuatan kartu kuning itu dapat dimanfaatkan
              oleh masing-masing dinas tenaga kerja. "Salah satunya untuk membuat perencanaan tenaga
              kerja, sehingga ketersediaan lowongan pekerjaan di daerahnya dapat segera diisi oleh pencari
              kerja," kata Ida.

              Kartu  kuning  pencari  kerja  berbentuk  persegi  panjang  yang  dibagi  menjadi  2  halaman.  Di
              halaman pertama, berisi nomor pencari kerja, nomor identitas diri/KTP, foto, dan tanda tangan
              pencari kerja, serta kolom kewajiban pencari kerja melapor empat kali dalam dua tahun.

              Sementara  di  halaman  kedua  tercantum  informasi  mengenai  data  diri  pencari  kerja,  seperti
              nama,  tempat  tanggal  lahir,  jenis  kelamin,  status,  agama,  alamat,  daftar  pendidikan  formal
              maupun non-formal, serta disahkan dengan tanda tangan pengantar kerja, dalam hal ini pihak
              Disnaker Kabupaten/Kota.

                                                           188
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194