Page 373 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 373

Kabar ini ia sampaikan saat menjadi Keynote Speech di seminar Melindungi ABK Indonesia di
              Kapal  Asing  yang  diselenggarakan  oleh  Indonesia  Ocean  Justice  Initiative,  di  Jakarta,  Rabu
              (14/4/2021).

              "Pemerintah  telah  dan  terus  berupaya  untuk  melakukan  langkah-langkah  pembenahan
              pelindungan bagi awak kapal perikanan yang memang secara karakteristik lebih rentan terhadap
              tindak eksploitasi," kata Ida dalam keterangannya.

              Ida tak menampik Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja sebagai ABK di kapal berbendera
              asing masih rentan menjadi korban eksploitasi.

              Untuk meningkatkan pelindungan bagi para ABK, Kementeriannya terus membenahi tata kelola
              penempatan  dan  pelindungan  Anak  Buah  Kapal  (ABK)  Indonesia  yang  bekerja  di  kapal
              berbendera asing.

              Menaker  Ida  mengatakan,  perbaikan  tata  kelola  ini  akan  mudah  direalisasikan  jika  terdapat
              instrumen hukum yang mengaturnya.

              Oleh karenanya, saat ini pemerintah masih terus menyelesaikan aturan turunan dari Undang-
              Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI) yang
              didalamnya ada aturan turunan penempatan dan pelindungan ABK tersebut.

              Menaker  Ida  menyatakan,  RPP  ini  membawa  harapan  agar  pelindungan  ABK  menjadi  lebih
              lengkap/paripurna mulai dari sebelum, selama, dan setelah bekerja.
              Selain  itu,  permasalahan  dualisme  perizinan,  lemahnya  pendataan  dan  koordinasi  antar  K/L
              terkait,  rendahnya  kompetensi  awak  kapal  perikanan  kita,  serta  lemahnya  pengawasan,
              diharapkan juga tidak lagi muncul.

              Ida menegaskan substansi RPP Pelindungan Awak Kapal rujukan pengaturannya kita ambil, baik
              dari  instrumen  internasional,  yaitu  Konvensi  ILO  mengenai  maritim  (Maritime  Labour
              Convention) dan Konvensi ILO Nomor 188 mengenai Pekerja di Sektor Perikanan.

              "Termasuk aturan perundang-undangan nasional terkait lainnya, seperti di bidang pelayaran,
              kepelautan, serta perikanan," jelas Menaker Ida.

              Ida  berjanji  pihaknya  akan  melakukan  pembinaan  dan  pengawasan  kepada  perusahaan
              penempatan pekerja migran.

              Termasuk yang menempatkan awak kapal perikanan, guna memastikan perusahaan ini dalam
              operasionalnya tidak melakukan pelanggaran aturan.

              Ida  juga  mengapresiasi  Indonesia  Ocean  Justive  Initiative  (IOJI)  yang  concern  terhadap  isu
              pelindungan awak kapal migran Indonesia.

              Salah  satu  kontribusinya  yakni  dalam  bentuk  Policy  Brief  mengenai  Perbaikan  Tata  kelola
              Pelindungan ABK Indonesia di Kapal Ikan Asing.

              "Rekomendasi  kebijakan  yang  diajukan  telah  kami  jadikan  referensi  yang  berharga  bagi
              Pemerintah,  selaku  regulator,  dalam  menetapkan  kebijakan  pelindungan  Pekerja  Migran
              Indonesia yang bekerja sebagai Awak Kapal Perikanan di Kapal Berbendera Asing," ujar Menaker
              Ida.






                                                           372
   368   369   370   371   372   373   374   375   376   377   378