Page 476 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 476

PENGUSAHA BERUSAHA TAAT ATURAN BAYAR THR PENUH

              MATARAM  -Pengusaha  yang  tergabung  dalam  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  NTB
              berjanji akan berusaha menaati imbauan dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menaker)
              RI terkait keharus membayar Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pekerja secara penuh, tanpa
              harus dicicil. Melalui Surat Edaran (SE) tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya
              Keagamaan  Tahun  2021,  pengusaha  diharuskan  untuk  membayar  THR  secara  penuh  tanpa
              dicicil.

              ''Apindo tetap mengimbau anggota untuk membayar THR penuh kepada pekerjanya bagi yang
              mampu. Tapi kalau tidak mampu bisa dibicarakan antara pekerja dengan pengusaha," kata Ketua
              Apindo NTB Ni Ketut Wolini, Selasa (13/4).

              Dikatakan Wolini, berdasarkan dari imbauan Menaker bahwa bagi yang tidak mampu, pengusaha
              bisa duduk bareng antara pekerja terkait dengan pembayaran THR. Pasalnya, sampai sekarang
              ini  pengusaha  masih  ada  yang  buka  tetapi  tidak  maksimal  operasionalnya,  karena  Covid-19
              masih belum usai.

              "Pekerja dan pengusaha harus saling pengertian, karena tidak seperti itu ada im-baun terus
              dipaksakan  bayar  full  nanti  muaranya  PHK.  Itu  akhirnya  bisa  tidak  ada  keharmonisan,"
              ungkapnya.
              Pengusaha  yang  berada  di  bawah  Apindo  NTB  sebanyak  650  pengusaha  dan  semuanya
              terdampak, yang paling parah di sektor pariwisata. Apalagi NTB 2018 ada gempa dan di 2019
              baru mulai bangkit, tetapi dihantam lagi dengan Covid-19 di 2020 hingga sekarang ini.

              ''Jadi itu yang saya anggap sudah jatuh tertimpa tangga. Tapi intinya kami mengimbau pertama
              bagi pengusaha yang mampu silakan membayar THR dengan penuh, bagi pengusaha yang tidak
              mampu harus duduk bareng. Masak pengusaha yang sudah mapan terus tidak mau bayar THR
              kan tidak juga," jelasnya.
              Saat ini yang diperlukan pengusaha adalah dukungan dari pemerintah bukan menekan. Pasalnya,
              jika  pengusaha  terus  ditekan  bagaimana  bisa  bangkit  dan  ekonomi  tidak  akan  bisa  bangkit
              kembali, justru bakal semakin terpuruk.

              "Harapan kami kepada pemerintah memberikan support kepada pengusaha, seperti memberikan
              kemudahan pajak daerah yang sesuai dengan kewenangan pemda," imbuhnya.

              Senada, Ketua Perkumpulan Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (PPUMKM) NTB Haris Andi Baso
              Ence,  mengatakan  pengusaha  seperti  UMKM  diharapkan  diberikan  perlakuan  khusus  untuk
              membayar THR.

              Pasalnya kondisi UMKM juga saat ini masih terpuruk bahkan sudah hampir mati suri.
              "Jangankan untuk bayar THR, untuk menghidupi usahanya sendiri saja itu berat. Tetapi rata-
              rata kalau UMKM itu bekerja mengelola karyawannya itu atas dasar azas kekeluargaan," ujarnya.

              Menurutnya  kebijakan  yang  tertuang  dalam  Surat  Edaran  (SE)  Menteri  Ketenagakerjaan
              (Menaker) nomor M/6/HK.04/ IV/2021 tersebut cukup adil. Sebab beberapa sektor usaha saat
              ini memang masih mengalami kesulitan keuangan, sehingga tak bisa membayarkan kewajiban
              THR-nya secara penuh.

              "Saya kira itu bagus memudahkan pengusaha untuk memenuhi kewajiban yang diharuskan oleh
              peraturan  pemerintah.  Jadi  sementara  untuk  membayar  bagi  yang  susah  kalau  dicicil  bagus
              juga," ucapnya, (dev)


                                                           475
   471   472   473   474   475   476   477   478   479   480   481