Page 105 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 JUNI 2021
P. 105
Direktur Utama BP Jamsostek, Anggoro Eko Cahyo mengatakan, terjadinya penurunan
diakibatkan oleh adanya pandemi covid-19. "Tentu kita tahu penurunan ini juga akibat pandemi
lalu," ungkap Angoro saat paparan kinerja secara virtual, Senin (31/5).
Anggoro pun merinci, dari sisi pendapatan iuran program jaminan kecelakaan kerja (JKK) alami
penurunan sebesar Rp 3,79 triliun atau turun dari 2019 sebesar Rp 5,92 triliun. Sementara klaim
juga menurun dari Rp 1,57 triliun pada 2019 menjadi Rp 1,55 triliun pada 2020.
Di sisi lain, jumlah aset dari JKK mengalami peningkatan yang cukup pesat menjadi Rp 41,06
triliun dari 2019 sebesar Rp 36,42 triliun.
Adapun untuk program jaminan kematian (JKM), dari sisi pendapatan iuran turun dari Rp 2,81
triliun menjadi Rp 1,82 triliun. Sementara itu, total klaim sepanjang 2020 naik menjadi Rp 1,34
triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 862,72 miliar.
Selanjutnya, total aset program JKM meningkat pesat dari yang pada 2019 sebesar Rp13,43
triliun menjadi sebesar Rp 14,84 triliun. Di topang pula oleh hasil investasi sebesar Rp1,1 triliun
dari 2019 sebesar Rp 1,01 triliun.
Dengan laporan tersebut, ia menekankan, aset bersih program JKK cukup untuk membayar klaim
sebanyak 297 bulan ke depan. Dengan aset bersih JKM cukup untuk membayar klaim hingga
109 bulan ke depan.
Hasil dari audit LK dan LPP tersebut menyatakan Aset Dana Jaminan Sosial (DJS) terdiri dari
Dana Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan
Jaminan Pensiun (JP) tumbuh hingga 13%.
Hal tersebut dicapai meski terdapat peningkatan klaim JHT hingga 22% sebagai dampak dari
pandemi Covid-19, dan adanya kebijakan relaksasi iuran dengan potongan hingga 99% selama
6 bulan.
Tingkat Kesehatan Keuangan DJS maupun Badan BP Jamsostek selama tahun 2020 juga dalam
kondisi yang sehat. Hal ini ditopang oleh kinerja investasi BP Jamsostek tahun 2020. Tercermin
dari capaian dana investasi aset DJS ini tumbuh hingga 13,16% yoy, dengan hasil investasi
tumbuh sebesar 11,42% yoy. Aset DJS yang dikelola BP Jamsostek juga meningkat 13%
dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 483,78 triliun.
Anggoro menjelaskan, dalam hal cakupan perlindungan kepesertaan, sampai dengan akhir tahun
2020, tercatat sebanyak 50,7 juta pekerja telah terdaftar sebagai peserta BP Jamsostek dengan
30 juta tenaga kerja peserta aktif dan 684 ribu pemberi kerja aktif dengan kontribusi iuran yang
terkumpul sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 73,26 triliun.
"Dengan jumlah iuran tersebut, semua pembayaran klaim sepanjang tahun 2020 bahkan cukup
dibayarkan hanya dengan iuran yang diterima," katanya.
Selanjutnya dari pendapatan investasi yang direalisasikan mencapai Rp 32,33 triliun, sehingga
dapat memberikan imbal hasil kepada peserta JHT sebesar 5,59% yang lebih tinggi dari bunga
rata-rata deposito counter rate bank pemerintah sebesar 3,68%.
Dilihat dari sisi manfaat kepada peserta, selain memberikan imbal hasil investasi yang baik
tersebut, sepanjang tahun 2020 BP Jamsostek telah membayarkan klaim atau pembayaran
jaminan sebesar Rp 36,45 triliun kepada 2,9 juta peserta. Besaran pembayaran klaim tersebut
meningkat sebesar 22,64%.
104