Page 253 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 AGUSTUS 2020
P. 253
neutral - Fitra Faisal (None) Kita kan dihadiahi adanya bonus demografi nih, dan akan habis
secara teknis itu tahun 2030, dan sebelum habis maka harus di genjot momentumnya, kalau kita
kalah momentumnya, jadi kita akan tua sebelum kaya
negative - Fitra Faisal (None) Jadi kita lihat sekarang kenapa ciptaker ini banyak penolakan itu
lebih karena banyak yang tidak terlibat, seperti top down, dan para pekerja dan akademisi juga
sangat sedikit yang dilibatkan, nah ini yang menyebabkan banyaknya penolakan2 terhadap RUU
Cipta kerja dan omnibus law pada umumnya
positive - Fitra Faisal (None) Padahal kita sebenarnya membutuhkan itu, jadi saya lebih melihat
tidak menolak dan tidak menerima, kita memperbaiki apanyang ada sekarang, karena
gimanapun kita butuh omnibus kita butuh RUU Cipta kerja, untuk meningkatkan produktivitas
kita, yang kalau produktivitas meningkat, artinya kita bisa meningkatkan produktivitas ekonomi,
itu pada akhirnya kira bisa menangkap momentum untuk keluar dari jebakan pendapatan
menengah
Ringkasan
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fitra Faisal mengatakan RUU Cipta Kerja merupakan upaya
pemerintah menjawab tantangan perekonomian di Indonesia. Menurutnya adanya RUU Ciptaker
dapat menyelesaikan masalah dan tantangan dari sisi supply seperti lemahnya produktivitas dan
rumitnya birokrasi.
RI BISA CONTOH REFORMASI KETENAGAKERJAAN DI JERMAN, BENAHI
BIROKRASI SEKALIGUS GENJOT EKONOMI
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom
Universitas Indonesia (UI) Fitra Faisal mengatakan RUU Cipta Kerja merupakan upaya
pemerintah menjawab tantangan perekonomian di Indonesia. Menurutnya adanya RUU Ciptaker
dapat menyelesaikan masalah dan tantangan dari sisi supply seperti lemahnya produktivitas dan
rumitnya birokrasi.
"Kita lebih bermasalah di sisi supply yakni masalah produktivitas dan administrasi," kata Fitra
saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (26/8/2020).
"Nah untuk membenahi itu memang butuh pendekatan yang jauh lebih institusional, tidak lagi
menggunakan pendekatan yang sifatnya profesional. Maka dari sisi ini RUU Ciptaker itu memang
harus ada," ujarnya.
Fitra menjelaskan salah satu yang dilakukan melalui pendekatan institusional yaitu memangkas
birokrasi menjadi ringkas. Hal itu sangat diperlukan guna meningkatkan produktivitas ekonomi
dan tenaga kerja di Indonesia.
"Permasalahan kita dari sisi hulu. Bagaimana kemudian tenaga kerja kita, pertumbuhan
produktivitasnya mandeg," ujar dia.
Fitra menyebut akibat rendah dan rumitnya birokrasi, Indonesia menjadi negara terendah kedua
tingkat produktivitasnya di Asean.
"Produktivitas kita nomor dua di Asean terendah, ini masalah yang harus di selesaikan secara
institusional," tuturnya.
252