Page 284 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 AGUSTUS 2020
P. 284

Ringkasan

              Anggota  Komisi IX  DPR Saleh Daulay mempertanyakan alasan BPJS Ketenagakerjaan mencicil
              data pekerja calon penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) ke Kementerian Ketenagakerjaan.

              Ia menduga pemerintah tidak memiliki kesiapan data untuk menyalurkan BSU yang dianggarkan
              senilai Rp 37,87 triliun.



              KRITIK BANTUAN UPAH PEKERJA, ANGGOTA KOMISI IX: JANGAN SAMPAI
              UANGNYA ADA TAPI DATA TIDAK SIAP

              JAKARTA,    -  Anggota    Komisi  IX    DPR  Saleh  Daulay  mempertanyakan  alasan  BPJS
              Ketenagakerjaan  mencicil  data  pekerja  calon  penerima  Bantuan  Subsidi  Upah  (BSU)  ke
              Kementerian Ketenagakerjaan.

              Ia menduga pemerintah tidak memiliki kesiapan data untuk menyalurkan BSU yang dianggarkan
              senilai Rp 37,87 triliun.

              "Ini jangan-jangan enggak siap juga pendataannya, uangnya ada tapi pemerintah enggak siap
              datanya. Bagaimana coba?" kata Saleh dalam rapat kerja Komisi IX DPR dengan Dirut BPJS
              Ketenagakerjaan dan Menteri Ketenagakerjaan, Rabu (26/8/2020).
              Berdasarkan data yang disampaikan Menaker Ida Fauziyah, pemerintah menargetkan penerima
              BSU sebanyak 15,7 juta pekerja.

              Mereka adalah pekerja dengan gaji di bawah Rp 5 juta yang statusnya peserta aktif program
              jaminan sosal ketenagakerjaan BPJS.

              Menurut  Saleh,  semestinya  BPJS  Ketenagakerjaan  tidak  membutuhkan  waktu  lama  untuk
              memverifikasi data tersebut.

              "Kenapa data mesti dicicil seperti ini? Kalau pendataan di BPJS Ketenagakerjaan itu benar, rapi,
              tertib  kan  enggak  mesti  lama-lama.  Memang  ada  verifikasi,  tapi  engak  mesti  lama-lama,"
              tuturnya.
              Ia khawatir, persoalan penyaluran insentif untuk tenaga kesehatan yang menangani Covid-19
              terulang lagi.

              Saleh mengatakan, penyaluran insentif untuk tenaga kesehatan akhirnya mesti diperpanjang
              karena pemerintah sendiri tidak siap.

              "Insentif nakes sampai hari ini kan belum selesai maka diperpanjang pemeberian bantuan sampai
              bulan  Desember,  mestinya  selesai  paling  lama  Agustus  ini.  Tapi  karena  enggak  selesai
              diperpanjang sampai akhir Desember. Kenapa? Karena enggak siap pemerintah," ucap Saleh.

              Dalam  rapat,  Direktur  Utama  BPJS  Ketenagakerjaan,  Agus  Susanto,  menyatakan  pihaknya
              menyerahkan  data  15,7  juta  pekerja  penerima BSU  ke  Kementerian  Ketenagakerjaan  secara
              bertahap.

              Alasannya, agar memudahkan BPJS Ketenagakerjaan melakukan pemantauan dan pengecekan
              data.
              "Kita serahkan secara bertahap dengan tujuan kita terapkan dengan prinsip kehati-hatian, juga
              kita untuk memudahkan melakukan rechecking atau melakukan monitoring atau evaluasi untuk
              tahap berikutnya agar program ini benar benar berjalan dengan baik," kata Agus.

                                                           283
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289