Page 299 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 AGUSTUS 2020
P. 299
Judul Belajar dari Harz Reform Jerman, Indonesia Dinilai Butuh RUU Cipta
Kerja
Nama Media liputan6.com
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL https://www.liputan6.com/news/read/4340190/belajar-dari-harz-
reform-jerman-indonesia-dinilai-butuh-ruu-cipta-kerja
Jurnalis Liputan6.com
Tanggal 2020-08-26 13:52:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Netral
Narasumber
negative - Fitra Faisal (Ekonom Universitas Indonesia) Kita lebih bermasalah di sisi supply yakni
masalah produktivitas dan administrasi. Untuk membenahi itu memang butuh pendekatan yang
jauh lebih institusional, maka dari sisi ini, RUU Ciptaker itu memang harus ada
positive - Fitra Faisal (Ekonom Universitas Indonesia) Permasalahan kita dari sisi hulu.
Bagaimana kemudian tenaga kerja kita, pertumbuhan produktivitasnya mandek
neutral - Fitra Faisal (Ekonom Universitas Indonesia) Produktivitas kita nomor dua di ASEAN
terendah, ini masalah yang harus diselesaikan secara institusional
neutral - Fitra Faisal (Ekonom Universitas Indonesia) Berarti kalau sudah begitu kita harus
melihat bahwa omnibuslaw ini lebih ke arah gimana memperbaikinya, bukan menolak seluruhnya
positive - Fitra Faisal (Ekonom Universitas Indonesia) RUU Ciptaker memang tujuannya adalah
untuk menciptakan lapangan kerja. memperluas lapangan kerja dengan mendatangkan investasi
positive - Fitra Faisal (Ekonom Universitas Indonesia) Belajar dari situ, kita juga butuh melihat
omnibus itu atau ciptaker itu seperti itu juga, tentang reformasi ketenagakerjaan, kalau kita
bicara soal reformasi ketenagakerjaan berarti sebenarnya itu juga lintas sektor, berarti kita bicara
namanya pendidikan, profesional school, itu juga dibenerin, termasuk sistem unemployment juga
diberdayakan
negative - Fitra Faisal (Ekonom Universitas Indonesia) Yang jelas ini win win situation , untuk
tidak hanya para pengusaha tapi juga para pekerja
neutral - Fitra Faisal (Ekonom Universitas Indonesia) Kita kan dihadiahi adanya bonus demografi
nih, dan akan habis secara teknis itu tahun 2030, dan sebelum habis maka harus di genjot
momentumnya, kalau kita kalah momentumnya, jadi kita akan tua sebelum kaya
negative - Fitra Faisal (Ekonom Universitas Indonesia) Jadi kita lihat sekarang kenapa ciptaker
ini banyak penolakan itu lebih karena banyak yang tidak terlibat, seperti top down, dan para
298