Page 375 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 AGUSTUS 2020
P. 375

supply  yakni masalah  produktivitas  dan administrasi," kata Fitra dalam keterangan persnya di
              Jakarta, Rabu (26/8).


              RUU CIPTAKER DINILAI UPAYA BENAHI RUMITNYA BIROKRASI

              JAKARTA -- Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fitra Faisal menilai RUU Cipta Kerja merupakan
              upaya pemerintah menjawab tantangan perekonomian di Indonesia. "Kita lebih bermasalah di
              sisi  supply  yakni masalah  produktivitas  dan administrasi," kata Fitra dalam keterangan persnya
              di Jakarta, Rabu (26/8).

              "Nah untuk membenahi itu memang butuh pendekatan yang jauh lebih institusional, tidak lagi
              menggunakan  pendekatan  yang  sifatnya  profesional.  Maka  dari  sisi  ini    RUU  Ciptaker    itu
              memang harus ada," ujarnya.
              Fitra menjelaskan salah satu yang dilakukan melalui pendekatan institusional yaitu memangkas
              birokrasi  menjadi ringkas. Hal itu sangat diperlukan gua meningkatkan produktivitas ekonomi
              dan tenaga kerja di Indonesia.

              "Permasalahan  kita  dari  sisi  hulu.  Bagaimana  kemudian  tenaga  kerja  kita,  pertumbuhan
              produktivitasnya  mandeg,"  ujar  dia.  Fitra  menyebut  akibat  rendah  dan  rumitnya  birokrasi,
              Indonesia menjadi negara terendah kedua tingkat produktivitasnya di Asean.

               "Produktivitas kita nomor dua di Asean terendah, ini masalah yang harus di selesaikan secara
              institusional," tuturnya. Fitra menuturkan bahwa adanya kebijakan  RUU Cipta Kerja  ini sudah
              tepat. Sehingga kata dia, upaya terbaik adalah memperbaiki isinya bukan menolak RUU tersebut
              seluruhnya.

              "Berarti  kalau  sudah  begitu  kita  harus  melihat  bahwa  omnibuslaw  ini  lebih  ke  arah  gimana
              memperbaikinya, bukan menolak seluruhnya," tuturnya.

              "RUU  Ciptaker  memang  tujuannya  adalah  untuk  menciptakan  lapangan  kerja.  memperluas
              lapangan kerja dengan mendatangkan investasi," lanjutnya.

              Dia  mencontohkan  salah  salah  negara  yang  berhasil  dengan  mereformasi  kebijakan
              ketenagakerjaannya seperti di Jerman melalui Harz Reform pada tahun 2000. Kata dia, Jerman
              berhasil menurunkan tingkat penganggurannya melalui aturan tersebut.

              "Tapi ingat, kalau kita lihat dari Jerman, dia melakukan reformasi kenetanagakerjaan yang cukup
              signifikan,  Jadi  sejak  awal  tahun  2000  an,  dia  buat  namanya  Harz  Reform,"  katanya.  Fitra
              menuturkan melihat adanya RUU Ciptaker di Indonesia sama halnya dengan melihat Harz Reform
              di Jerman.

              "Belajar dari situ, kita juga butuh melihat omnibus itu atau ciptaker itu seperti itu juga, tentang
              reformasi ketenagakerjaan, kalau kita bicara soal reformasi ketenagakerjaan berarti sebenarnya
              itu  juga  lintas  sektor,  berarti  kita  bicara  namanya  pendidikan,  profesional  shcool,  itu  juga
              dibenerin, termasuk sistem unemployment juga diberdayakan," ucapnya.

              "Yang jelas ini  win win situation  , untuk tidak hanya para pengusaha tapi juga para pekerja,"
              lanjutnya.  Lebih  jauh,  Fitra  mengatakan  bahwa    dampak    dari  kebijakan  RUU  Ciptaker  ini
              memang  butuh  waktu.  kata  dia,  sama  halnya  seperti  Harz  Reform,  dampaknya  akan  terasa
              sekitar 4-5 tahun mendatang..




                                                           374
   370   371   372   373   374   375   376   377   378   379   380