Page 178 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 APRIL 2021
P. 178

Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR RI dan Dirut BPJS Ketenagakerjaan, Rabu (7/4/2021) di
              Jakarta.


              PESERTA JKP YANG KENA PHK TERIMA TIGA MANFAAT, BEGINI PENJELASAN
              MENAKER IDA.

              JAKARTA  - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyatakan, pekerja yang menjadi peserta
              program  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  (    JKP    )  lalu  di  kemudian  hari  terkena  Pemutusan
              Hubungan Kerja (PHK) berhak mendapatkan tiga manfaat.

              Hal itu diungkapkan Menaker Ida dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR RI dan Dirut
              BPJS Ketenagakerjaan, Rabu (7/4/2021) di Jakarta.

              "Manfaat bagi pekerja yang terPHK dalam program JKP adalah uang tunai yang rinciannya 45
              persen dari upah untuk tiga bulan pertama, dan 25 persen dari upah untuk 3 bulan berikutnya,
              dan ini diberikan paling lama enam bulan," kata Menaker Ida melalui keterangan resmi yang
              diterima, di Jakarta, Sabtu (10/4).

              Politikus PKS itu menjelaskan, manfaat yang kedua adalah pemegang JKP akan mendapatkan
              bimbingan jabatan yang akan dilakukan oleh petugas pengantar kerja.

              Manfaat ketiga, sambung dia, pelatihan kerja akan berbentuk pelatihan berbasis kompetensi.

              "Dilakukan melalui lembaga pelatihan kerja milik pemerintah, swasta, dan perusahaan," kata dia.

              Sementara itu, terkait persyaratan untuk mendapatkan tiga manfaat itu adalah sebagai berikut.

              Pertama,  WNI  yang  telah  diikutsertakan  dalam  program  jaminan  sosial  sesuai  penahapan
              kepesertaan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2013, yaitu untuk usaha besar dan
              usaha menegah, diikutsertakan pada program JKN, JKK, JHT, JP dan JKM, kemudian untuk usaha
              kecil dan mikro, diikutsertakan sekurang-kurangnya pada program JKN, JKK, JHT, dan JKM.

              "Syarat  lainnya  adalah  belum  berusia  54  tahun,  dan  mempunyai  hubungan  kerja  dengan
              pengusaha  baik  kapasitasnya  Perjanjian  Kerja  Waktu  Tertentu  (PKWT)  atau  Perjanjian  Kerja
              Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)," kata Menaker Ida.

              Dia menyebut, adapun sumber pembiayaan dari  JKP  yakni iuran pemerintah pusat sebesar 0,22
              persen, sumber pendanaan rekomposisi iuran program Jaminan Kecelakaan Kerja 0,14 persen
              dan Jaminan Kematian 0,10 persen.

              "Ketentuan  dasar  perhitungan  upah  adalah  upah  yg  dilaporkan  ke  BPJS  dengan  batas  upah
              sebesar Rp 5 juta," beber Menaker Ida.

              Perempuan  kelahiran  Mojokerto  itu  juga  menjelaskan  penerima  manfaat  program  JKP  yang
              mengalami PHK diatur sesuai dengan UU Cipta Kerja (Pasal 154A UU No. 11 Tahun 2020).

              "Pekerja yang berkeinginan untuk bekerja kembali dan pekerja yang memiliki masa iur paling
              sedikit 12 bulan dalam 24 bulan serta membayar iuran 6 bulan berturut-turut sebelum terjadi
              PHK," jelas dia.

              Kendati demikian, hal ini tidak berlaku untuk alasan PHK karena mengundurkan diri, cacat total
              tetap, pensiun, dan meninggal dunia.

              Menaker Ida  menambahkan, pihaknya terus mematangkan pelaksanaan program JKP dengan
              menyusun  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  (Permenaker)  yang  menjadi  aturan  turunan

                                                           177
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183