Page 293 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 APRIL 2021
P. 293

Hal  ini  disampaikan  oleh  Sekjen  Kemnaker  ,  Anwar  Sanusi  ,  sekaligus  ketua  delegasi  pada
              pertemuan Joint Task Force Indonesia (RI) - Taiwan secara virtual, di Jakarta, Kamis (8/4/2021).
              "Terkait ketetapan teknis biaya penempatan yang dibahas saat ini, masih membutuhkan waktu
              dan perlu pendalaman yang detail," kata Anwar Sanusi dalam keterangannya.

              Menurutnya hal ini diperlukan juga koordinasi lintas Kementerian/Lembaga dan juga asosiasi
              jasa  P3MI,  untuk  dapat  menyepakati  ini  kedepan,  guna  tetap  melindungi  hak-hak  dan  juga
              keberlangsungan bagi Pekerja Migran Indonesia.

              Pertemuan  Joint  Task  Force  RI  -  Taiwan  merupakan  tindak  lanjut  pertemuan  virtual  antara
              Menteri Ketenagakerjaan RI dengan kepala TETO di Jakarta pada tanggal 18 Maret lalu.

              Pemerintah Indonesia bersama dengan otoritas Taiwan terus membahas terkait pelindungan dan
              penempatan bagi pekerja migran Indonesia, satu di antaranya mengkaji biaya penempatan bagi
              PMI.

              "Pertemuan ini merupakan pertemuan yang sangat penting bagi kedua pihak baik Indonesia
              maupun Taiwan untuk melakukan evaluasi mengenai Perekrutan, Penempatan dan Pelindungan
              bagi PMI," katanya.

              Sekjen  Anwar  mengatakan,  sebagaimana  telah  diketahui  bahwa  Pemerintah  Indonesia  telah
              menerbitkan dan memberlakukan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan
              Pekerja Migran Indonesia.
              Sejak  itu,  terdapat  perubahan  yang  sangat  signifikan  dalam  tata  kelola  penempatan  dan
              pelindungan PMI yang telah diatur dalam undang-undang tersebut, yang bertujuan untuk lebih
              memastikan terpenuhinya hak - hak pekerja migran sehingga mereka dapat bekerja secara layak
              dan terlindungi dengan baik.
              Satu di antara poin yang diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2017 yaitu ketentuan Pasal 30 yang
              mengamanatkan bahwa setiap PMI tidak boleh dibebankan biaya penempatan.

              Pengaturan biaya penempatan selanjutnya diatur dalam Peraturan Badan Pelindungan Pekerja
              Migran Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biaya Penempatan PMI.

              Tujuan utama dari pengaturan pembebasan biaya penempatan ini adalah untuk menghilangkan
              adanya praktik overcharge yang selama ini terjadi dan sangat merugikan PMI.

              "Pada pertemuan ini, kami bermaksud untuk memperoleh tanggapan dari pihak Taiwan atas
              penjelasan yang pernah kami sampaikan melalui BP2MI mengenai kebijakan pembebasan biaya
              penempatan,  serta  sekaligus  mendiskusikan  beberapa  isu  lain  yang  menjadi  concern  kedua
              pihak," kata Anwar.

              Ketua delegasi Taiwan , sekaligus Deputy Minister, Ministry of Labour Taiwan , Mr.Wang An-Pan,
              menuturkan  bahwa  pihaknya  mengerti  sekali  terkait  biaya  penempatan  tentu  akan  ada
              perubahan mekanisme yang akan berlanjut baik bagi para pengguna jasa PMI, ataupun bagi
              CPMI itu sendiri.

              "Dengan itu kami bersedia untuk melakukan negosiasi maupun musyawarah lebih lanjut untuk
              membicarakan perubahan mekanisme ini. Kedua belah pihak perlu menyepakati terlebih dahulu
              atas kebijakan pembebasan biaya ini, sebelum diberlakukan," ujarnya..






                                                           292
   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298