Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 MEI 2021
P. 4

KESETARAAN GENDER DUNIA BELUM MERATA

              Dengan  tingginya  jumlah  perempuan  yang  dirumahkan  atau  dipecat  di  tengah  wabah  virus
              korona Covid-19, Forum Ekonomi Dunia (WEF) memperkirakan pencapaian kesetaraan gender
              dunia  akan  semakin  berat  dan  memerlukan  waktu  sekitar  136  tahun,  naik  dari  estimasi
              sebelumnya sekitar 100 tahun.

              WEF  mengukur  kesetaraan  ini  dalam  empat  aspek,  yaitu  peluang  dan  partisipasi  ekonomi,
              edukasi, dan kesehatan serta pemberdayaan politik. Menurut WEF, kesenjangan antara laki-laki
              dan perempuan di dunia politik kian lebar, sedangkan partisipasi ekonomi meningkat sejak 2020
              atau sejak awal mula Covid-19.

              "Kami berharap laporan ini akan menjadi penggugah bagi para pemimpin untuk mempersempit
              jurang kesenjangan dan menjadikannya kebijakan utama selama masa pemulihan. Hal ini demi
              kebaikan bersama, baik dari segi ekonomi ataupun kemasyarakatan," ujar Direktur Manajer WEF
              Saadia Zahidi, dikutip CNN.
              Sampai sekarang wabah Covid-19 belum berakhir dan masih memberikan dampak yang besar
              terhadap dunia ketenagakerjaan, terutama pekerja perempuan. WEF menyatakan, perempuan
              yang diberhentikan bekerja jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki mengingat mereka banyak
              bekerja di bidang perhotelan.
              "Pencapaian menuju kesetaraan gender mengalami hambatan yang berat di berbagai industri
              dan  ekonomi,"  ungkap  WEF.  "Hal  ini  disebabkan  perempuan  lebih  banyak  dan  lebih  sering
              bekerja di sektor yang paling besar terdampak lockdown. Selain itu, kaum perempuan harus
              mengemban tugas lain di rumah."

              WEF  pun  mengatakan  kaum  perempuan  juga  jauh  lebih  sulit  mendapatkan  pekerjaan
              dibandingkan  laki-laki  ketika  ekonomi  mulai  pulih.  Dengan  adanya  penutupan  sekolah  dan
              fasilitas lainnya, kaum perempuan juga dituntut menemani anak-anak menjalani kelas online,
              orang tua, dan mengerjakan pekerjaan rumah.

              Wabah  Covid-19  juga  mempercepat  penerapan  otomatisasi  dan  digitalisasi  yang  dapat
              menggeser posisi yang banyak diisi kaum perempuan. Pemerhati kebijakan publik Sue Duke,
              yang  berkolaborasi  dengan  WEF,  mengatakan  kaum  perempuan  berada  di  posisi  yang  tidak
              menguntungkan di tengah persaingan yang ketat.

              Sejauh ini, kesetaraan gender terbaik hanya dicapai di negara-negara Nordic seperti Islandia,
              Finlandia, Norwegia, dan Swedia. Secara umum, laporan ini meningkatkan kecemasan. Sebab,
              sebelumnya,  Perserikatan  Bangsa-Bangsa  (PBB)  memperkirakan  47  juta  perempuan  akan
              terjatuh ke dalam jurang kemiskinan.

              Meski mengalami perkembangan cukup signifikan dibandingkan 12 tahun yang lalu, kesetaraan
              gender di Indonesia masih belum merata. Perempuan Tanah Air masih mengalami ketimpangan
              ekonomi, pendapatan, dan  jabatan.  Indonesia  juga  berada  di  belakang  Thailand,  Singapura,
              Laos, dan Filipina pada tahun ini.

              Di tataran global, Indonesia berada di posisi belakang, yakni posisi 101 dari 153 negara. Menurut
              WEF, kesetaraan gender di Indonesia sudah cukup bagus, terutama di bidang kepemimpinan,
              pendidikan, dan kesehatan. Kesenjangan gender terbesar di Indonesia banyak terjadi di bidang
              ekonomi, pendapatan, dan politik.

              "Indonesia mengalami perkembangan yang baik. Hanya, partisipasi perempuan di pasar buruh
              masih rendah. Kaum perempuan juga memperoleh pendapatan yang lebih kecil dibandingkan
              laki-laki,  yakni  mencapai  setengahnya.  Partisipasi  perempuan  di  parlemen  dan  kabinet  juga
              rendah," papar WEF.
                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9