Page 49 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 MEI 2021
P. 49

DISNAKERTRANS SULTENG: SEMUA PERUSAHAAN BAYARKAN THR WALAUPUN
              TELAT
              Palu - Semua perusahaan di 13 kabupaten dan satu kota di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng)
              telah membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) Idul Fitri kepada semua pekerjanya walaupun
              sejumlah perusahaan telat menunaikan kewajibannya tersebut.

              Kepala Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans
              Sulteng  Joko  Pranowo  kepadadi  Kota  Palu,  Kamis,  menemukan  sejumlah  perusahaan  yang
              sempat terhambat dalam membayarkan THR Idul Fitri kepada pekerjanya.

              "Ada  dua  perusahaan  dalam  satu  grup  yang  sempat  belum  bisa  memberikan  THR  karena
              pimpinan perusahaan tersebut sakit keras sejak 4 Mei 2021 dan dirujuk ke Jakarta sehingga
              belum bisa menerbitkan surat kuasa pencairan dana," katanya.

              Namun, setelah diadakan mediasi antara pihak perusahaan dan para pekerja, lanjutnya, mereka
              dapat memahami kondisi tersebut.

              "Satu perusahaan terdampak COVID-19 sehingga tidak bisa membayarkan THR sebelum Hari
              Raya. Setelah dilakukan pembinaan pihak perusahaan sepakat memberikan THR sepekan setelah
              Idul Fitri," ujarnya.

              Sementara  itu  Joko  menyebut  satu  perusahaan  diberi  surat  teguran  karena  enggan
              membayarkan THR. Teguran itu telah direspon dan pihak perusahaan telah membayarkan THR
              kepada pekerjanya pada tanggal 13 Mei.

              THR diberikan kepada pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja minimal mulai satu
              bulan secara terus menerus atau lebih dan pekerja atau buruh yang mempunyai hubungan kerja
              dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu
              tertentu.

              Besaran THR keagamaan diberikan dengan ketentuan, pertama, bagi pekerja atau buruh yang
              mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan
              upah.

              Kedua,  bagi  pekerja  atau  buruh  yang  telah  mempunyai  masa  kerja  satu  bulan  secara  terus
              menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan
              masa kerja dibagi 12 bulan dan dikali satu bulan upah.
              Ketiga, bagi pekerja atau buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian, upah satu
              bulan dihitung sebagai berikut, satu, pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja 12
              bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata rata upah yang diterima dalam dua
              belas bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
              "Dua pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah satu
              bulan dihitung berdasarkan rata rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja," ujarnya.

              Joko menyebut ketentuan itu telah diatur dalam Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021  Tentang  Pelaksana  Pemberian  THR  Keagamaan  tahun  2021  Bagi
              Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              Namun, jika perusahaan kesulitan memberikan THR berdasarkan besaran yang telah ditentukan
              maka  pihak  perusahaan  dapat  memusyawarahkan  kepada  pekerjanya  untuk  mencapai
              kesepakatan bersama.*.




                                                           48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54