Page 232 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JULI 2021
P. 232

PENGUSAHA BINGUNG ATURAN WFH, MENAKER: KONSULTASI DENGAN PEMDA
              SETEMPAT
              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  meminta  para  pengusaha  agar  segera  memastikan
              kejelasan  terkait  kategori  jenis  usahanya  melalui  konsultasi kepada  Dinas  Perindustrian  atau
              Satgas Penanganan Covid-19 setempat.

              Pemerintah  sebelumnya  telah  memutuskan  untuk  melaksanakan  PPKM  Darurat  di  tengah
              meningkatnya penambahan kasus baru secara signifikan yang dilaksanakan pada 3-20 Juli 2021
              di Jawa dan Bali.

              Salah  satu  cakupan  pengetatan  adalah  seluruh  pekerja  di  sektor  non-esensial  harus
              melaksanakan bekerja dari rumah (work from home). Sebaliknya bagi pekerja sektor esensial
              dan kritikal dapat

              "Ini  dimaksudkan  agar  pencegahan  dan  penanganan  Covid-19  di  perusahaan  sesuai  dengan
              peraturan yang ada, khususnya selama masa PPKM Darurat," katanya, dikutip dari keterangan
              resminya, Jumat (9/7/2021).

              Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badang Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya
              Jati, menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya melihat sebagaian besar institusi masih kurang
              dalam  menaati  penggunaan  masker,  mencuci  tangan,  fasilitas  hindari  kerumunan,  dan
              pelaksanaan Work from Office (WFO), serta Work from Home (WFH).

              "Jadi  kami  memerlukan  dukungan  dari  sektor  ketenagakerjaan  untuk  selalu  mengingatkan
              semua pelaku usaha, Disnaker untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar Raditya.

              Sementara itu, Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid mendukung seluruh program pemerintah dalam
              mengatasi Covid-19.
              "Kami percaya sekali bahwa untuk memulihkan ekonomi, kita harus membangkitkan kesehatan
              terlebih dahulu,” tekannya.

              Namun,  Arsjad  meminta  kepada  pemerintah  agar  izin operasional  industri  padat karya  tetap
              dipertahankan. Menurutnya, meski roda ekonomi berjalan dengan lambat, ekonomi tetap harus
              berjalan karena banyak pekerja yang bergantung terhadap industri padat karya.

              Senada,  Kabid  Ketenagakerjaan  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Harijanto  juga
              mendukung pernyataan Ketua Umum Kadin agar pemerintah mempertahankan industri padat
              karya dengan dua alasan.

              Pertama, Apindo tidak mempersoalkan jika terjadi pengurangan 50 pada staf produksi/pabrik
              dan  10  persen  untuk  staf  di  kantor  atau  pelayanan  administrasi  perkantoran  sebagaimana
              instruksi yang dikeluarkan Mendagri Nomor 18 Tahun 2021.

              Ia  menekankan  hal  tersebut  untuk  mencegah  kebingungan  pelaku  usaha  yang  berada  di
              lapangan karena munculnya tafsir atas instruksi tersebut bahwa yang dimaksud 50 persen itu
              produksinya, bukan staf produksinya.

              "Karena kalau produksinya yang berkurang 50 persen, kalau berkurang sampe segitu, maka tidak
              berjalan sama sekali, semua pabrik bisa gulung tikar karena industri garmen, industri sepatu
              yang padat karya itu prosesnya ban berjalan. Jadi tidak mungkin [produksi dikurangi sampai 50
              persen], dan itu sudah diketahui oleh pemerintah," kata Harijanto.

              Kedua, karena ekspor padat karya masih dizinkan sejak awal, maka para pelaku industri ini sudah
              membuat komitmenpengiriman kepada pihak pembeli di luar negeri yang keadaannya sudah
              normal, seperti Amerika, China, dan Eropa."Jadi delivery itu harus tetap berjalan," ucapnya.
                                                           231
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237