Page 241 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JULI 2021
P. 241
Tak hanya itu, Menaker Ida juga meminta perusahaan yang berada di Jawa dan Bali agar
melakukan tes COVID-19 secara berkala untuk para pekerjanya dengan metode sampling. Hal
tersebut guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19 pada masa PPKM Darurat.
Misalnya bila positivity rate-nya (rasio positif COVID-19) mencapai 10 persen, maka proses kerja
seharusnya dihentikan. Sementara jika positive rate di atas 5 persen, maka yang harus dilakukan
pihak perusahaan adalah dengan memperketat protokol kesehatan.
"Dan selanjutnya bila positive rate di bawah 5 persen, meskipun masih normal, namun tetap
harus waspada dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat," kata Menaker Ida
Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badang Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya
Jati, menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya melihat sebagaian besar institusi masih kurang
dalam menaati penggunaan masker, mencuci tangan, fasilitas hindari kerumunan, dan
pelaksanaan Worf From Office (WFO), serta Work From Home (WFH).
"Jadi kami memerlukan dukungan dari sektor ketenagakerjaan untuk selalu mengingatkan
semua pelaku usaha, Disnaker untuk tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar Raditya.
Dalam upaya pelaksanaan Posko di daerah berjalan baik dan terkendali, BNPB meminta
dukungan Disnaker yang memiliki kewenangan pengaturan ketenagakerjaan mampu mendorong
seluruh masyarakat, khususnya yang tergabung dalam kegiatan ketenagakerjaan bisa
melaksanaan prokes sebaik-baiknya. Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid, menyatakan sangat
mendukung seluruh program pemerintah dalam mengatasi COCID-19. Bagi Arsjad, fokus dalam
penanganan kesehatan sangatlah penting.
"Kami percaya sekali bahwa untuk memulihkan ekonomi, kita harus membangkitkan kesehatan
terlebih dahulu
Namun, Arsjad meminta kepada pemerintah agar izin operasional industri padat karya tetap
dipertahankan.Menurutnya, walau pun roda ekonomi berjalan dengan lambat, itu masib lebih
baik daripada sama sekali tidak berjalan. Tak lupa industri padat karya dalam beroperasi harus
tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Kabid Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Harijanto menyatakan
kesetujuannya atas permintaan Ketua Umum Kadin agar pemerintah mempertahankan industri
padat karya. Hal itu setidaknya ia mendasarkan pada dua alasan.
Pertama, Apindo tidak mempersoalkan jika terjadi pengurangan 50 pada staf produksi/pabrik
dan 10 persen untuk staf office atau pelayanan administrasi perkantoran sebagaimana instruksi
yang dikeluarkan Mendagri Nomor 18 Tahun 2021.
Ia menekankan hal tersebut untuk mencegah kebingungan pelaku usaha yang berada di
lapangan karena munculnya tafsir atas instruksi tersebut bahwa yang dimaksud 50 persen itu
produksinya, bukan staf produksinya.
"Karena kalau produksinya yang berkurang 50 persen, kalau berkurang sampe segitu, maka tidak
berjalan sama sekali, semua pabrik bisa gulung tikar karena industri garmen, industri sepatu
yang padat karya itu prosessnya ban berjalan. Jadi tidak mungkin (produksi dikurangi sampai 50
persen), dan itu sudah diketahui oleh pemerintah," kata Harijanto.
Kedua, karena eksport padat karya masih dizinkan sejak awal, maka para industri eksport ini
sudah membuat komitmen delivery kepada pihak pembeli di luar negeri yang keadaannya sudah
normal, seperti Amerika, China, dan Eropa.
"Jadi delivery itu harus tetap berjalan," ucapnya.
240