Page 122 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 122

PENGUSAHA: KENAIKAN CUKAI 17 PERSEN DI 2021 BEBANI INDUSTRI ROKOK

              Perkumpulan  Gabungan  Perserikatan  Pabrik  Rokok  Indonesia  (GAPPRI)  berpendapat,
              beredarnya isu mengenai kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 17 persen tahun depan
              sebaiknya disikapi dengan hati-hati sehingga tidak menimbulkan kegaduhan. Pasalnya, sampai
              saat ini informasi tersebut sumbernya belum jelas.

              Ketua umum Perkumpulan GAPPRI, Henry Najoan berharap informasi yang marak tersebut tidak
              benar,  mengingat  Industri  Hasil  Tembakau  (IHT)  termasuk  salah  satu  yang  terpukul  dan
              menderita akibat wabah Covid-19.

              "Seharusnya pemerintah melindungi IHT dengan cara tidak menaikan cukai rokok alias status
              quo pada 2021 mendatang," kata Henry Najoan dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu
              (25/10/2020).

              Menurut  Henry  Najoan,  pemerintah  saat  ini  tengah  fokus  melakukan  program  Pemulihan
              Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19. Bilamana pemerintah tidak menaikan cukai
              rokok, maka pemerintah memang serius dan berkomitmen menyelamatkan ratusan ribu hingga
              jutaan tenaga kerja di sektor industri rokok dan perkebunan tembakau.

              "Sebaliknya,  jika  pemerintah  menaikan  cukai  rokok  hanya  akan  menambah  beban  industri
              nasional," imbuhnya.

              Berdasarkan catatan Perkumpulan GAPPRI, saat ini perekonomian kita sedang mengalami resesi.
              Sementara pada 2021 itu kemungkinan baru masuk masa recovery atau pemulihan ekonomi.
              Apalagi wabah Covid-19 belum tahu kapan akan berakhir.

              Oleh karena itu, Perkumpulan GAPPRI meminta pemerintah khususnya Kementerian Keuangan
              agar  jangan  membuat  regulasi  yang  melemahkan  kelangsungan  industri  hasil  tembakau
              nasional," kata Henry Najoan.

              "Perkumpulan  GAPPRI  juga  berharap  pada  2021  tidak  ada  kenaikan  tarif  cukai,  tetap
              mempertahankan jumlah layer industri tetap 10 layer dan juga mempertahankan Harga Jual
              Eceran (HJE)," imbuh Henry menegaskan.

              Perkumpulan GAPPRI yang merupakan konfederasi IHT jenis produk khas tembakau Indonesia,
              yaitu  kretek,  beranggotakan  pabrikan  golongan  I,  golongan  II,  dan  golongan  III  (besar,
              menengah,  dan  kecil)  yang  menguasai  market  share  dalam  negeri  sebesar  70  persen  itu
              mengkhawatirkan  masa  depan  IHT  nasional  apabila  isu  kenaikan  cukai  sebesar  17  persen
              terwujud di tengah pertumbuhan ekonomi yang minus saat ini.

              "Sebab, pemerintah dalam melakukan optimalisasi penerimaan melalui kenaikan tarif cukai ke
              depan harus mempertimbangkan indikator ekonomi, meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi serta
              kondisi daya saing," ujar Henry Najoan.

              Henry Najoan meyakini bapak Presiden Jokowi secara bijak akan mempertimbangkan masukan
              Perkumpulan GAPPRI demi kelangsungan usaha IHT, mengingat IHT sebagai bagian dari anak
              bangsa yang saat ini mengalami kondisi sulitnya ekonomi di tengah pandemi Covid-19, terus
              berupaya menjaga kelangsungan nadi dan pembangunan dari cukai dan pajak IHT yang cukup
              signifikan.

              "Juga terjaganya penciptaan nilai tambah dan lapangan kerja dalam negeri, nafkah bagi petani
              dan pekerja perkebunan tembakau dan cengkeh serta pemiliknya dan pekerja distribusi sampai
              pedagang kaki lima serta terjaga berbagai kegiatan di sepanjang rantai pasok IHT," pungkas
              Henry Najoan. *.


                                                           121
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127