Page 259 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 259

TOLAK KENAIKAN CUKAI ROKOK, BURUH SIAP DEMO

              Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
              (PP FSP RTMM - SPSI) mengancam akan melakukan aksi demo, menyusul rencana Pemerintah
              yang  akan  menaikkan  tarif  Cukai  Hasil  Tembakau  (CHT)  2021  sebesar  13  -  20  persen.
              Sebelumnya, diketahui bahwa Pemerintah telah menunda pengumuman kenaikan cukai yang
              biasanya dilakukan pada awal Oktober tiap tahunnya.

              Ketua Umum RTMM - SPSI Sudarto menegaskan kenaikan cukai di tahun 2020 sejatinya sudah
              cukup mencekik dan menekan Industri Hasil Tembakau (IHT), ditambah dengan mewabahnya
              pandemi COVID-19. Situasi ini berimbas pada pekerja dan anggota yang terlibat dalam industri
              ini.

              "Penurunan produksi telah menyebabkan penurunan penghasilan, kesejahteraan dan tentu daya
              beli pekerja. Pemerintah butuh penerimaan cukai dan pajak hasil tembakau, akan tetapi pekerja
              juga butuh kelangsungan bekerja dan penghidupan yang layak," tegas Sudarto saat dihubungi
              wartawan (23/10/2020).

              Sudarto  mengaku  bahwa  sebelumnya  telah  menyampaikan  aspirasinya  dengan  mengirimkan
              surat yang ditujukan kepada Presiden Jokowi pada 9 September 2020 lalu dengan tembusan
              kepada  Kepala  Staf  Kepresidenan  RI,  Kementerian  Koordinator  Bidang  Perekonomian,
              Kementerian  Ketenagakerjaan,  Kementerian  Keuangan,  Badan  Kebijakan  Fiskal  dan  Direktur
              Jenderal Bea Cukai. Masifnya informasi kenaikan cukai saat ini mengindikasikan surat tersebut
              tidak diperhatikan sama sekali oleh Pemerintah.

              Melalui  surat  tersebut,  pihaknya  memohon  perlindungan  atas  hilangnya  pekerjaan  anggota
              RTMM yang bekerja di IHT akibat pabrik yang tutup dikarenakan regulasi dan kebijakan yang
              tidak adil sehingga pekerja buruh menjadi korbannya.

              "IHT bukanlah sapi perah bagi penerimaan negara tanpa ada stimulus yang signifikan untuk bisa
              bertahan walau alasan kesehatan selalu menjadi pertimbangan utama. Pengusaha bisa menutup
              industrinya  dan  mengalihkan  usahanya  pada  sektor  lain  tetapi  bagaimana  dengan  pekerja
              dengan tingkat pendidikan rendah dan ketrampilan terbatas," ujar Sudarto.

              Untuk itu FSP RTMM-SPSI yang menaungi dan mewakili 148.693 pekerja industri hasil tembakau
              Indonesia  mendesak  Pemerintah  untuk  mengambil  kebijakan  berimbang  atas  regulasi  dan
              kenaikan cukai rokok di tahun depan. Pertama, agar membatalkan rencana kenaikan cukai hasil
              tembakau dan HJE pada tahun 2021 karena akan berdampak langsung pada pekerja industri
              hasil tembakau.

              Kedua,  meminta  Menteri  Keuangan  agar  melibatkan  Kementerian  terkait  dalam  mengambil
              kebijakan  cukai,  di  antaranya  Kementerian  Tanaga  Kerja,  Kementerian  Perindustrian,
              Kementerian  Pertanian  serta  melibatkan  pemangku  kepentingan  lainnya  di  antaranya
              inHT/pengusaha, asosiasi IHT, pekerja/buruh dalam hal ini diwakili serikat pekerja FSP RTMM-
              SPSI, petani dan seluruh pihak terkait lainnya.
              "Terakhir untuk melindungi industri rokok kretek sebagai industri khas Indonesia dan padat karya
              yang paling rentan terkena program efisiensi di IHT," kata Sudarto.

              Sebelumnya, Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Muhaimin Moefti juga
              menyatakan  hal  yang  sama  untuk  menolak  kenaikan  cukai  rokok  2021.  Gaprindo  meminta
              pemerintah  memberikan  waktu  pemulihan  bagi  pelaku  industri  yang  tengah  terpukul  akibat
              pandemi dan kenaikan cukai tahun ini.

              "Jangan sampai dihantam lagi dengan kenaikan cukai yang tinggi. Buat kami, kalau benar naik
              19 persen itu tinggi sekali, sangat berat," kata Muhaimin.
                                                           258
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264