Page 135 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 AGUSTUS 2021
P. 135

Manager  Corporate  Communication  Chevron  Pacific  Indonesia,  Sonitha  Poernomo
              mengungkapkan  hubungan  kerja  PT  CPI  dan  karyawannya  diatur  oleh  dan  tunduk  pada
              peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah
              disepakati PT CPI dengan serikat pekerja selaku perwakilan karyawan.

              "PT  CPI  menghormati  hak  setiap  karyawan  untuk  menyampaikan  pendapat,  kami  juga
              menghormati  keputusan  yang  ditetapkan  lembaga  peradilan  Republik  Indonesia,"  terang
              Soenitha ketika dihubungi Kontan, Rabu (4/8).

              Soenitha mengungkapkan, Mahkamah Agung telah memutuskan mengabulkan permohonan PHK
              PT CPI terhadap dua orang pegawai, yaitu YT dan NOF. Sementara itu, pengajuan permohonan
              PHK CPI terhadap dua orang pegawai lainnya (ROF dan AB) juga telah disetujui oleh Pengadilan
              Hubungan  Industrial  (PHI)  Pekanbaru.  Atas  putusan  PHI  Pekanbaru  dimaksud,  mereka
              mengajukan banding ke Mahkamah Agung.

              "Merupakan komitmen dan kewajiban PT CPI untuk menegakkan aturan dan disiplin Perusahaan
              dengan tujuan menjaga nilai-nilai dan kinerja Perusahaan serta untuk membangun hubungan
              ketenagakerjaan yang konstruktif," tegas Soenitha.

              Sebelumnya,  tiga  serikat  pekerja  yang  terdiri  dari  Serikat  Pekerja  Nasional  Chevron  (SPNC),
              Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) dan Serikat Pekerja Chevron Indonesia (SPCI)
              mempermasalahkan kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang tidak berdasar kepada empat
              karyawan CPI.

              Menurut  Serikat  Pekerja,  hingga  saat  ini  belum  ada  penetapan  tertulis  dari  Lembaga
              Penyelesaian  Hubungan  Industrial  (PHI)  yang  berkekuatan  hukum  tetap  yang  menyatakan
              keempat karyawan bersalah dan layak untuk di PHK sesuai dengan bunyi PKB pada pasal 125
              ayat (1). Merujuk pasal tersebut, maka status keempat karyawan tersebut sampai dengan saat
              ini seharusnya masih merupakan pekerja CPI.

              Ketua Umum SPNC Ruslan Husin mengungkapkan, ketiga Serikat Pekerja memperingatkan pihak
              CPI agar patuh dan melaksanakan ketentuan PKB Pasal 141 terkait PHK Pekerja CPI setelah
              berakhirnya kontrak Blok Rokan. Artinya, ketika terjadi alih kelola nanti, keempat karyawan dapat
              menerima manfaat sebagaimana mestinya.

              “Bahwa kita mempunyai Kesepakatan yang sudah kita sepakati dan daftarkan ke pihak yang
              berwenang di dalam PKB, terkait dengan PHK pekerja CPI dengan berakhirnya Kontrak Blok
              Rokan yang diatur dalam Pasal 141 PKB," kata Ruslan dikutip dari keterangan resmi, Rabu (4/8).

              Ruslan melanjutkan, Blok Rokan yang dikelola CPI, akan berakhir pada tanggal 8 Agustus 2021
              dimana Pasal 141 PKB tersebut menjadi Landasan Hukum CPI untuk melakukan kesepakatan
              PHK  kepada  seluruh  Pekerja  CPI  yang  saat  ini  bekerja  di  Blok  Rokan.  Adapun,  Persetujuan
              Bersama (PB) untuk PHK kepada Pekerja CPI lainnya sudah disepakati dan tinggal menunggu
              pelaksanaan serta pembayaran manfaat PHK saja.

              Ruslan  menekankan  permasalahan  yang  menimpa  ke  empat  pekerja  seharusnya  dapat
              diselesaikan secara bipartit tanpa perlu mengusulkan PHK. Ruslan Husin menyoroti unit kerja
              Human  Resources  Industrial  Relations  (HRIR)  CPI  yang  dinilai  tidak  mampu  menjalankan
              fungsinya  dengan  baik  sebagai  pembina  serta  menjalin  hubungan  industrial  yang  harmonis
              antara perusahaan dengan pekerja.
              "PKB  kami  buat  dengan  sangat  jelas  dan  tanpa  perlu  penafsiran  apapun.  Seharusnya  HRIR
              menjalankan  proses  pembinaan  terlebih  dahulu  dengan  memberikan  peringatan  tertulis
              sebagaimana  ketentuan  perundangan.  Kami  mencatat,  banyak  sekali  pelanggaran  PKB  yang
              telah terjadi menyangkut hak pekerja," kata Ruslan.


                                                           134
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140