Page 151 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 AGUSTUS 2021
P. 151

KENAPA BLT SUBSIDI GAJI TAK DIBERIKAN KE PEKERJA INFORMAL?

              JAKARTA - Bantuan Subsidi Upah (BSU) atau BLT Subsidi Gaji dicairkan kepada para pekerja
              yang  terdampak pandemi  virus  corona.  Namun  sasaran  BLT  Subsidi  Gaji  masih  sedikit pada
              pekerja informal.

              Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar mengatakan,
              pemerintah mengeluarkan sebuat kebijakan program yang hanya dikhususkan untuk pekerja
              formal, sementara segmen kepesertaan yang ada di BPJS Ketenagakerjaan ada juga segmen
              pekerja bukan penerima upah (Pekerja informal), pekerja migran Indonesia (PMI), dan pekerja
              jasa konstruksi (Jakon).
              "Saya kira hampir semua pekerja terdampak pandemi Covid-19 ini, termasuk pekerja informal,
              PMI, dan Jakon. Kita bisa saksikan dengan kasat mata bagaimana pekerja ojek online, baik yang
              belum  maupun  yang  sudah  menjadi  peserta  di  BPJS  Ketenagakerjaan,  yang  dikategorikan
              sebagai  pekerja  informal,  sangat  terdampak  akibat  PPKM  Darurat  ini,  namun  tidak  menjadi
              sasaran BSU," ujar Timboel di Jakarta, Rabu(4/8/2021).

              "Tidak hanya itu, ada juga PMI kita yang pulang dari luar negeri karena terdampak pandemic
              Covid19, dan pekerja Jakon yang proyeknya terhenti karena pandemi, yang memang butuh BSU,
              tapi tidak menjadi sasaran BSU. Mereka semua adalah peserta yang membayar iuran, sama
              seperti  pekerja  formal,  dan  justru  mereka  adalah  kelompok  pekerja  rentan  yang  sangat
              terdampak pandemi, tapi mereka kembali tidak menjadi sasaran BSU," ungkap Timboel.

              Di tahun lalu pun kelompok pekerja ini tidak dapat BSU karena Pemerintah hanya fokus pada
              pekerja  formal.  "Tidak  ada  keberpihakan  pemerintah  kepada  kelompok  pekerja  rentan  ini,"
              tandanya.

              "Kenapa jumlah sasarannya turun dan nilai bantuannya turun, ya karena kondisi APBN yang
              memang juga terbatas, dengan kondisi defisit semakin besar," terang Timboel.
              Dengan disyaratkannya peserta aktif maka sebenarnya Pemerintah juga melakukan diskriminasi
              kepada pekerja formal yang tidak aktif karena menunggak iuran BPJS Ketenagakerjaan, dan
              pekerja formal yang tidak didaftarkan pemberi kerjanya ke BPJS Ketenagakerjaan. Pekerja formal
              yang tidak aktif dan yang tidak didaftarkan ini dipastikan tidak dapat BSU karena tidak masuk
              dalam persyaratan di Permenaker no. 16 tahun 2021.




























                                                           150
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156