Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 AGUSTUS 2021
P. 155
Sigit kemudian berbicara mengenai peranan buruh dalam menggerakkan roda perekonomian
negara. Oleh sebab itu, lanjut Sigit, Polri akan menjaga kesehatan kelompok buruh dengan cara
vaksinasi ini.
"Sehingga rekan-rekan buruh tetap kita jaga kesehatannya, karena kita tahu penghasil utama
pemasukan buat negara itu adalah ekspor. Dan kawan-kawan buruh banyak terlibat dalam
kegiatan ini. Karena itu, kawan-kawan buruh sebagai pahlawan devisa harus kita jaga," tutur
Sigit.
Sigit mengaku bangga dengan kesadaran para buruh mengikuti program vaksinasi nasional. Sigit
pun meminta buruh terus mengawal program pemerintah untuk mencapai kekebalan komunal
atau herd immunity.
Mantan Kabareskrim Polri ini menyebut ada dua hal utama yang harus diperhatikan dalam upaya
pengendalian pandemi, yaitu keselamatan rakyat dan perekonomian negara. Ditekankan oleh
Sigit, ada hal-hal yang harus dijaga sehingga keduanya bisa berjalan beriringan.
Hal-hal yang harus dijaga antara lain upaya menjaga kesehatan dan menghindari paparan
COVID-19 dengan menegakkan disiplin protokol kesehatan ketat. Terkait aktivitas buruh dan
sektor industri, imbuh Sigit, juga termasuk pengaturan mekanisme bekerja dan salah satunya
ialah dengan masifnya vaksinasi.
"Ajak kawan-kawannya yang masih belum mau vaksin sehingga tentunya harapan kita bisa
kembali dalam situasi new normal setelah herd immunity terbentuk," pungkas mantan Kapolda
Banten ini.
Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal yang hadir
dalam acara tersebut mengucapkan terima kasih dengan adanya program Vaksinasi Presisi yang
menyasar para buruh. Iqbal menyampaikan terdapat 10 persen lebih buruh di Indonesia terpapar
COVID, bahkan sudah ratusan buruh telah meninggal dunia akibat terpapar virus tersebut.
"Oleh karena itu, kami setidaknya KSPI menyambut baik dan berterima kasih atas respons cepat
dari pemerintah dalam hal ini program Vaksin Presisi oleh Polri adalah menjawab apa yang telah
kami sampaikan tentang persoalan COVID," demikian Iqbal.
154