Page 49 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 AGUSTUS 2021
P. 49

OPSI PERTANYAKAN SUBSIDI GAJI UNTUK KELOMPOK PEKERJA RENTAN

              JAKARTA - Pemerintah telah memutuskan untuk memberikan subsidi gaji alias Bantuan Subsidi
              Upah  (BSU)  untuk  membantu  meringankan  pekerja  yang  terdampak  Pandemi  Covid-19
              khususnya akibat penerapan PPKM Darurat, yang saat ini bernama PPKM Level 4 atau 3. BSU
              adalah program baik yang memang sangat dinanti pekerja terdampak PPKM Darurat.

              Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), Timboel Siregar mengatakan,
              pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan program yang hanya dikhususkan untuk pekerja
              formal.  Padahal,  segmen  kepesertaan  yang  ada  di  BPJS  Ketenagakerjaan  ada  juga  segmen
              pekerja bukan penerima upah (Pekerja informal), pekerja migran Indonesia (PMI), dan pekerja
              jasa konstruksi (Jakon).

              "Saya kira hampir semua pekerja terdampak pandemi Covid-19 ini, termasuk pekerja informal,
              PMI, dan Jakon. Kita bisa saksikan dengan kasat mata bagaimana pekerja ojek online, baik yang
              belum  maupun  yang  sudah  menjadi  peserta  di  BPJS  Ketenagakerjaan,  yang  dikategorikan
              sebagai  pekerja  informal,  sangat  terdampak  akibat  PPKM  Darurat  ini,  namun  tidak  menjadi
              sasaran BSU," ujar Timboel di Jakarta, Rabu (4/8/2021).

              Demikian juga pekerja informal lainnya, seperti penjaga toko di mal yang memang tidak bisa
              bekerja karena malnya ditutup karena ketentuan PPKM Darurat ini, juga terdampak namun tidak
              mendapatkan BSU.

              "Tidak hanya itu, ada juga PMI kita yang pulang dari luar negeri karena terdampak pandemi
              Covid-19, dan pekerja Jakon yang proyeknya terhenti karena pandemi, yang memang butuh
              BSU, tapi tidak menjadi sasaran BSU. Mereka semua adalah peserta yang membayar iuran, sama
              seperti  pekerja  formal,  dan  justru  mereka  adalah  kelompok  pekerja  rentan  yang  sangat
              terdampak pandemi, tapi mereka kembali tidak menjadi sasaran BSU," bebernya.

              Pada tahun lalu pun, kata dia, kelompok pekerja ini tidak dapat BSU karena Pemerintah hanya
              fokus  pada  pekerja  formal.  "Tidak  ada  keberpihakan  pemerintah  kepada  kelompok  pekerja
              rentan ini," tukasnya.

              Saat ini BSU digelontorkan lagi dengan pemilahan peserta penerima BSU yang lebih terbatas.
              Kalau  di  tahun  2020  ada  sekitar  12,4  juta  pekerja  formal  yang  dapat  BSU,  tahun  ini  hanya
              dialokasikan untuk sekitar 8,8 juta peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan.

              "Kenapa jumlah sasarannya turun dan nilai bantuannya turun, ya karena kondisi APBN yang
              memang juga terbatas, dengan kondisi defisit semakin besar," terang Timboel.

              Dengan  disyaratkannya  peserta  aktif,  kata  dia,  pemerintah  melakukan  diskriminasi  kepada
              pekerja formal yang tidak aktif karena menunggak iuran BPJS Ketenagakerjaan, dan pekerja
              formal yang tidak didaftarkan pemberi kerjanya ke BPJS Ketenagakerjaan.

              Pekerja formal yang tidak aktif dan yang tidak didaftarkan ini dipastikan tidak dapat BSU karena
              tidak masuk dalam persyaratan di Permenaker no. 16 tahun 2021.

              (ind).













                                                           48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54