Page 276 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 276

KATA BURUH SOAL ATURAN TKA DALAM UU CIPTA KERJA: JANGAN REBUT LAHAN
              KAMI
              Jakarta -  Pengesahan Undang-Undang  (UU) Cipta Kerja  dalam rapat paripurna DPR pada Senin
              5 Oktober 2020 diklaim untuk memudahkan dan mendatangkan investasi ke Indonesia, terutama
              investasi  asing.  Selain  menciptakan  lapangan  kerja  baru,  UU  Cipta  Kerja  juga  dipercaya
              mempermudah perizinan masuk bagi tenaga kerja asing (TKA).

              Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban mengatakan,
              serikat buruh tidak menolak pengaturan Tenaga Kerja Asing (TKA) dalam UU Cipta Kerja dengan
              semangat mengundang investasi. Tetapi ia memberikan catatan diharapkan TKA tersebut tidak
              mengambil lahan pekerjaan buruh di Indonesia.

              "Soal TKA saya setuju, kami tidak menolak TKA dengan persyaratan misalnya yang datang itu
              memang tenaga ahli yang tidak kita miliki, lalu mereka harus punya batasan dan transfer ilmu.
              Jangan yang datang ini seperti isu-isu hoaks bahwa mereka juga bisa mengambil kerja serabutan
              di Indonesia," kata Elly dalam webinar secara virtual, Selasa (13/10/2020).

              Maka dari itu, peran pemerintah harus menjelaskan UU Cipta Kerja lebih jelas lagi, agar tidak
              terjadi kesalahpahaman yang berlanjut di masyarakat. Namun kini, yang menjadi permasalahan
              draf UU Cipta Kerja masih terus mengalami perubahan setelah disahkan.
              "Yang menjadi masalah ini adalah  UU Cipta Kerja  yang disahkan ini 3 kali kita terima pertama
              905  halaman,  kemudian  1035  halaman,  lalu  sekarang  ada  812  halaman,  nah  ini  juga  kan
              kelihatan  ketidaksiapan  pemerintah  sebenarnya  kenapa  harus  disahkan  tanggal  5?  padahal
              masih ada edit-editan siapa yang bertanggung jawab untuk mengedit-mengedit," ujarnya.

              Menurut Elly, seharusnya setelah UU Cipta Kerja di sahkan maka parlemen tidak bisa mengotak-
              ngatik lagi, ia mendengar kabar tersebut dari pihak bersangkutan yang menelpon kepada Baleg
              dihadapannya, seketika ia berpikir UU tersebut memang belum layak disahkan.
              "Tapi ini sampai disini masih dengar betul seseorang menelepon di hadapan saya kepada Baleg
              bahwa baru selesai, berarti seminggu sebelumnya itu yang disahkan itu apa? Saya kira tidak ada
              sejarahnya  undang-undang  yang  sudah  disahkan  masih  bisa  di  kotak-katik  itu  masalahnya,"
              ujarnya.
              Adapun  peraturan  dalam  Pasal  42  UU  Cipta  Kerja  mengubah  Pasal  42  UU  Ketenagakerjaan
              Nomor 13 Tahun 2003 yang mewajibkan TKA mendapatkan izin tertulis dari menteri atau pejabat
              lain yang ditunjuk.

              Demikian berlakunya UU Cipta Kerja, maka TKA cukup memiliki Rencana Penggunaan Tenaga
              Kerja Asing (RPTKA), lantaran tak perlu lagi membutuhkan izin tertulis dari menteri atau pejabat
              yang ditunjuk.

              Padahal sebelumnya menurut Perpres Nomor 20 tahun 2018, TKA yang masuk ke Indonesia
              harus memiliki izin Visa Tinggal Terbatas (VITAS), RPTKA, dan Izin Menggunakan Tenaga Kerja
              Asing (IMTA).













                                                           275
   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281