Page 354 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 354

upah  minimum  provinsi  (UMP)  dan  upah  minimum  kabupaten/kota  (UMK).  Prinsipnya,  UMP
              bersifat wajib ditetapkan. Sedangkan UMK ditetapkan dengan syarat tertentu


              UPAH MINIMUM TETAP ADA DI UU CIPTA KERJA, TAPI BERSYARAT

              -  Aksi  demonstrasi  menolak  Undang-Undang  Cipta  Kerja  terus  berjalan.  Konfederasi  Serikat
              Pekerja  Indonesia  (KSPI)  bersama  32  elemen  serikat  buruh  lain  menegaskan  tidak  akan
              menghentikan aksinya sampai UU itu dibatalkan.
              Hal tersebut disampaikan Presiden KSPI Said Iqbal. Aksi yang digelar akan sama dengan yang
              dilakukan  sebelumnya,  yakni  terarah  dan  sesuai  konstitusi.  "Dalam  aksi  tidak  boleh  ada
              kekerasan,"  ucapnya  dalam  konferensi  pers  di  Jakarta  kemarin  (12/10).  Untuk  mengurangi
              potensi kerusuhan, dia berjanji terus berkoordinasi dengan aparat keamanan. "Namun, jangan
              larang kami untuk aksi karena ini hak kami," tegasnya.

              Selain aksi, hal lain yang akan dilakukan adalah meminta dilakukan peninjauan berupa executive
              review  dan  legislative  review.  Dalam  executive  review,  dia  meminta  Presiden  Joko  Widodo
              menerbitkan perppu untuk membatalkan UU Cipta Kerja. "Kami mohon kepada presiden dan
              ketua DPR untuk menggunakan hak legislative review dan executive review," ucapnya.

              Lalu, bagaimana dengan judicial review? Ada kemungkinan ini juga masuk agenda, tapi belum
              prioritas. Sebab, masih banyak hal yang harus dipelajari untuk melakukan peninjauan lewat jalur
              Mahkamah Konstitusi (MK). Dia juga meluruskan beberapa opini yang berkembang. Misalnya,
              terkait dengan upah minimum. Dia membenarkan bahwa dalam UU tersebut, upah minimum
              memang  masih  tercantum.  Namun, yang  menjadi  masalah  adalah  upah  minimum bersyarat.
              "Bersyaratnya apa, belum jelas," ungkapnya.

              Dia  menegaskan,  yang  ditolak  buruh  adalah  adanya  kata  bersyarat.  Apalagi,  tidak  ada
              keterbukaan  syarat  seperti  apa  yang  seharusnya  ada.  Merujuk  pada  aturan  yang  selama  ini
              berjalan, upah minimum bersyarat itu tak dikenal. "Kami menuntut kembali ke UU 13/2003,"
              ujarnya.

              Said  juga  menegaskan  bahwa  buruh  menolak  penghapusan  upah  minimum  sektoral
              kabupaten/kota (UMSK). Jika dihilangkan, tidak ada perbedaan pengupahan yang disesuaikan
              dengan  keahlian  pabrik.  "Kalau  UMSK  hilang,  masak  upah  minimum  pabrik  kerupuk  dengan
              pabrik mobil sama. Kan tidak masuk akal," tuturnya. Selain itu, jika diikutkan pada upah minimum
              provinsi, ada beberapa daerah yang upah minimumnya mengecil. Contohnya, Jabodetabek. Saat
              ini upah minimumnya Rp 4,9 juta. Namun, jika mengikuti upah minimum Provinsi Jawa Barat,
              nilainya bisa berubah menjadi Rp 1,8 juta.

              Dikonfirmasi terpisah, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menegaskan, UU Cipta
              Kerja tidak menghapus ketentuan existing yang berkaitan dengan upah minimum. Termasuk soal
              upah  minimum  provinsi  (UMP)  dan  upah  minimum  kabupaten/kota  (UMK).  Prinsipnya,  UMP
              bersifat  wajib  ditetapkan.  Sedangkan  UMK  ditetapkan  dengan  syarat  tertentu.  "Syarat
              tertentunya ini yaitu memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan inflasi," ujarnya.


              Menurut dia, syarat itu diperlukan agar UMK yang nanti ditetapkan tidak hanya terlihat bagus di
              atas  kertas.  Tapi,  juga  dapat  diimplementasikan  dengan  baik.  Nah,  bagi  perusahaan  yang
              mampu melaksanakan ketentuan upah di atas UMP dan UMK, masih terdapat ruang melalui
              pengaturan dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Itu termasuk mengatur
              upah  yang  bersifat  sektoral.  Proses  tersebut  dapat  mendorong  pekerja/buruh  berpartisipasi
              dalam  dialog  dengan  perusahaan.  Ketentuan  itu  sejalan  dengan  standar  internasional  yang
              menyatakan  bahwa  pengupahan  secara  mendasar  disepakati  antara  pengusaha  dan
              pekerja/buruh.
                                                           353
   349   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359