Page 114 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MARET 2021
P. 114
Menurut Tatang, data BP2MI menunjukkan tren semakin kecilnya gap antara PMI sektor formal
dan informal dari tahun ke tahun. Data BP2MI menunjukkan pada 2017 terdapat angka PMI
sektor informal 9,60 persen lebih tinggi dari formal, yang kemudian turun menjadi 3,10 persen
pada 2019.
Namun, pengecualian terjadi pada 2020 karena pandemi COVID-19 mengakibatkan banyaknya
pemutusan hubungan kerja pada sektor pekerjaan berbadan hukum.
Tatang menyoroti bahwa banyak potensi pekerja terampil Indonesia dengan bentuk penempatan
antar-pemerintah atau government to government (G2G) seperti dengan Jepang dan Korea
Selatan yang berjalan saat ini.
Namun, lanjutnya, perlunya pelatihan untuk menghasilkan PMI terampil untuk meningkatkan
jumlah pekerja Indonesia di sektor formal di berbagai negara penempatan.
"Mengirim tenaga terampil profesional itu merupakan solusi terbaik, karena dari segi
perlindungan akan lebih baik, penghasilan juga jauh lebih besar," ujar Tatang.
Terkait pelatihan, Menaker Ida dalam rapat kerja itu mengatakan pihak Kementerian
Ketenagakerjaan (Kemnaker) dengan BP2MI terus berkoordinasi untuk memberikan pelatihan
yang mumpuni bagi CPMI.
Hal itu penting, karena pelatihan terkait dengan pembiayaan, yang sebelumnya dibebankan
kepada CPMI.
Menaker Ida mengaku sedang mengusahakan agar CPMI mendapatkan kuota dalam Program
Kartu Prakerja sebagai bagian dari pelatihan untuk meningkatkan kemampuan.
"Keinginan kami untuk mendapatkan alokasi atau kuota bagi CPMI belum terpenuhi, dan kami
dijanjikan Pak Menko Perekonomian dimungkinkan di semester kedua 2021," kata Menaker Ida.
113