Page 110 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MARET 2021
P. 110

"Layanan informasi pasar kerja yang disediakan terbatas, sedikit pemangku kepentingan terlibat,
              dan kualitas dan variasi data terbatas. Tentu (SIPK) membutuhkan perbaikan, dan kami mohon
              dukungan Komisi IX terkait upaya kami membangun sistem informasi pasar kerja yang ideal,"
              kata Menaker, Ida Fauziyah, saat memaparkan Grand Design Kemnaker dan Bappenas dalam
              penciptaan  dan pemenuhan  pasar  kerja  2021 di  masa  pandemi  Covid-19,  dalam  rapat  kerja
              dengan Komisi IX DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/3/2021).

              Hasil studi Bappenas dan Bank Dunia (2020) menunjukan, SIPK Indonesia berada pada tingkat
              dasar menuju menengah. Ida menginginkan SIPK bisa mengikuti Worknet (SIPK Korea Selatan)
              yang sudah berada pada level advance.

              "Sistem informasi pasar kerja kita harus didorong lebih kuat lagi. Setidak-tidaknya menuju sistem
              pasar kerja ideal seperti di Korea Selatan yang memliki lima karakteristik, yaitu relevan, handal,
              efisien, berfokus pada klien, dan komprehensif," ujarnya.

              Menurutnya, permasalahan pasar kerja di Indonesia adalah mismatch lulusan pendidikan dengan
              dunia  kerja,  job  matching  yang  kurang  efisien,  kurangnya  jumlah  tenaga  kerja  yang  sesuai
              kebutuhan kerja, dan rendahnya produktivitas tenaga kerja.

              Pengembangan, perbaikan, dan optimalisasi pasar kerja menemukan momentumnya di masa
              pandemi  mengingat  ketersediaan  data  ketenagakerjaan  yang  dinamis  menjadi  penentu
              kebijakan di bidang ketenagakerjaan.

              "Contoh, pelaksanaan BSU dengan BPJS Ketenagakerjaan kemarin, menjadi modal awal integrasi
              sistem pasar kerja yang baik," katanya.

              Menaker menambahkan, grand design pengembangan pasar kerja Indonesia dibagi tiga tahap,
              dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

              Pada  jangka  pendek  (realtime)  dikembangkan  sistem  informasi  pasar  kerja  (labor  market
              information  system-LMIS).  Untuk  kepentingan  perencanaan  pendidikan  dan  pelatihan  vokasi
              jangka menengah, dikembangkan sistem monitoring keterampilan (skill monitoring system).

              "Sedangkan untuk analisis tenaga kerja jangka panjang dan bersifat strategis terkait kebijakan
              pembangunan ekonomi jangka menengah dan jangka panjang dikembangkan kerangka analisis
              permintaan  tenaga  kerja  (demand  analysis  framework)  atau  perencanaan  tenaga  kerja
              (manpower planning framework)," ujar Ida.





























                                                           109
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115