Page 89 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MARET 2021
P. 89
BANGUN SISTEM INFORMASI PASAR KERJA IDEAL, MENAKER MINTA DUKUNGAN
DPR
Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyatakan bahwa sistem informasi pasar
kerja (SIPK) Indonesia saat ini masih belum optimal, belum ideal, serta terbatas. Oleh karena
itu, dibutuhkan upaya membangun SIPK yang ideal untuk mempercepat upaya pengurangan
pengangguran dan memperluas kesempatan kerja.
"Layanan informasi pasar kerja yang disediakan terbatas, sedikit pemangku kepentingan terlibat,
dan kualitas dan variasi data terbatas. Tentu (SIPK-red) membutuhkan perbaikan dan kami
mohon dukungan Komisi IX terkait upaya kami membangun sistem informasi pasar kerja yang
ideal," kata Menaker Ida saat memaparkan Grand Design Kemnaker dan Bappenas dalam
penciptaan dan pemenuhan pasar kerja 2021 di masa pandemi Covid-19, dalam rapat kerja
dengan Komisi IX DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/3/2021).
Hasil studi Bappenas dan Bank Dunia (2020) menunjukan bahwa SIPK Indonesia berada pada
tingkat dasar menuju menengah. Menaker Ida menginginkan SIPK bisa mengikuti Worknet (SIPK
Korea Selatan) yang sudah berada pada level advance.
"Sistem informasi pasar kerja kita harus didorong lebih kuat lagi. Setidak-tidaknya menuju sistem
pasar kerja ideal seperti di Korea Selatan yang memliki lima karakteristik. Yaitu relevan, handal,
efisien, berfokus pada klien, dan komprehensif," ujar Menaker Ida.
Ditambahkan Menaker, permasalahan pasar kerja di Indonesia yakni mismatch lulusan
pendidikan dengan dunia kerja, job matching yang kurang efisien, kurangnya jumlah tenaga
kerja yang sesuai kebutuhan kerja, dan rendahnya produktivitas tenaga kerja.
Pengembangan, perbaikan, dan optimalisasi pasar kerja menemukan momentumnya di masa
pandemi mengingat ketersediaan data ketenagakerjaan yang dinamis menjadi penentu
kebijakan di bidang ketenagakerjaan. "Contoh, pelaksanaan BSU dengan BPJS Ketenagakerjaan
kemarin, menjadi modal awal integrasi sistem pasar kerja yang baik," katanya.
Menaker Ida Fauziyah menambahkan, grand design pengembangan pasar kerja Indonesia dibagi
tiga tahap, dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Pada jangka pendek (realtime) dikembangkan sistem informasi pasar kerja (labor market
information system-LMIS). Selanjutnya, untuk kepentingan perencanaan pendidikan dan
pelatihan vokasi jangka menengah dikembangkan sistem monitoring keterampilan (skill
monitoring system).
"Sedangkan untuk analisis tenaga kerja jangka panjang dan bersifat strategis terkait kebijakan
pembangunan ekonomi jangka menengah dan jangka panjang dikembangkan kerangka analisis
permintaan tenaga kerja (demand analysis framework) atau perencanaan tenaga kerja
(manpower planning framework)," ujar Ida Fauziyah.
88