Page 29 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 MARET 2021
P. 29

meningkat,  sehingga  kepuasan  peserta  terhadap  program  jaminan kesehatan  nasional  (JKN)
              meningkat.

              Secara  paralel,  proses  sinkronisasi  data  kedua  BPJS  perlu  disertai  dengan  penetapan  sistem
              penanggungan saat peserta mengalami risiko. Menurut Yuri, perlu terdapat batasan yang jelas
              antara  cakupan  manfaat  program  JKN  dengan  jaminan  kecelakaan  kerja  (JKK)  di  BPJS
              Ketenagakerjaan. "Karena nanti kaitannya ke klaim. Sampai mana batasannya dia ditanggung
              oleh asuransi, atau apapun tentang kecelakaan kerja, sampai mana kelanjutannya oleh BPJS
              Kesehatan," ujarnya.

              Bertambahnya jumlah peserta akan meningkatkan pendapatan iuran, tetapi juga meningkatkan
              potensi  klaim.  Oleh  karena  itu,  menurut  Yuri,  pengelolaan  keuangan  dan  penetapan  sistem
              penanggungan antara BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dapat membuat kondisi keuangan
              kedua BPJS itu menjadi lebih sehat.

              SASARAN PESERTA

              Direktur Pengawasan, Pemeriksaan, dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Mun-dihamo
              menilai bahwa pada dasarnya pihaknya dan BPJS Ketenagakerjaan memiliki sasaran kepesertaan
              yang sama, yakni pekerja. Bedianya, BPJS Kesehatan turut mencakup masyarakat nonpekerja.
              Menurut  Mundihamo,  sinkronisasi  data  kepesertaan  menjadi  agenda  besar  dari  manajemen
              kedua badan tersebut. Hal itu sejalan dengan amanat presiden kepada jajaran direksi baru untuk
              mengembangkan jaminan sosial.


              "BPJS  Kesehatan  dan  BPJS  Ketenagakerjaan  kerjanya  bisa  lebih  efisien  karena  sasarannya
              sebetulnya sama. Kalau datanya sudah sinkron, dalam konteks pendaftaran, pembayaran iuran,
              pelayanan,  sinkronisasi  program  [jaminan  sosial]  pun  akan  lebih  efektif,"  ujar  Mundihamo.
              Menurutnya, BPJS Kesehatan memang memiliki basis data yang lebih banyak karena cakupannya
              terhadap  seluruh  penduduk  Indonesia.  Namun,  BPJS  Ketenagakerjaan  memiliki  basis  data
              pekerja formal dan informal yang sangat berharga untuk strategi peningkatan kepesertaan kedua
              badan.


              Sementara itu, Direktur Utama BPJS Ke sehatan Ali Ghufron Mukti menuturkan lembaganya akan
              membuka dan mendengar masukan publik terkait dengan penyelenggaraan program jaminan
              kesehatan nasional (JKN). "Perlu pemetaan kebutuhan dari para pemangku kepentingan melalui
              BPJS Mendengar, kami akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk menyampaikan
              aspirasi,  harapan,  dan masukan  untuk  membangun  BPJS,"  katanya.  Dia  menjelaskan  bahwa
              masukan-masuk-an itu akan menjadi bahan acuan dalam pengelolaan dan penyusunan kebijakan
              BPJS Kesehatan. Bahkan, menurut Ghufron, masukan itu dapat memengaruhi rencana jangka
              panjang dari BPJS Kesehatan.

              Mulai hari ini, BPJS Kesehatan akan menggelar dialog dengan kelompok pakar serta kelompok
              pekerja  dan  pemberi  kerja.  Setelah  itu, pada  Rabu  (10/3)  penjaringan aspirasi  melalui  BPJS
              Mendengar  berlangsung  dengan  kelompok  praktisi,  asosiasi  fasilitas  kesehatan,  dan  asosiasi
              profesi. Adapun, BPJS Kesehatan akan turut menggelar dialog dengan Dewan Perwakilan Rakyat
              (DPR), kelompok filantropi, dan kelompok lainnya.




                                                           28
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34