Page 6 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 MARET 2021
P. 6
"Sekitar 80% karyawan kami adalah masyarakat lokal," kata Manager Corporate Social
Reponsibility (CSR) dan Media Relation Kencana Agri Ltd Lu-kito Wisnu Putro saat bincang-
bincang dengan media di Jakarta kemarin.
Selain menyerap masyarakat lokal, perseroan juga melibatkan masyarakat untuk menjadi petani
plasma. Wisnu menyebutkan, dari total 6.038 hektare (ha) izin hak guna usaha (HGU) yang
dikantongi perusahaan, Scem merealisasikan tanam pokok sawit seluas 2.135 ha.
Secara bersamaan, perseroan telah menunaikan kewajibannya untuk membangun kebun sawit
masyarakat seluas 1.362 ha.
"Dari 1.362 ha tersebut melibatkan 609 petani sawit. Jumlah tersebut sesuai dengan surat
keputusan (SIO bupati Banggai),"kata Wisnu. Persentase kebun sawit masyarakat tersebut
mencapai 64% dari total luas kebun. Jumlah persentase tersebut melebihi ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 11
tentang kewajiban membangun kebun untuk masyarakat minimal 20% dari total luas kebun.
Menurut penuturan Wisnu, petani plasma yang menjadi binaan Scem telah beberapa kali
menerima pembagian sisa hasil usaha (SHU). Jumlah sisa hasil usaha yang diberikan oleh Scem
dalam kurun waktu 2016 sampai 2020 sebesar Rp4216.108.127.
Dalam waktu dekat ini Scem juga akan memberikan SHU kepada petani sawit binaannya sebesar
Rp252 juta. Dari total SHU tersebut dibagi 1.362 ha sehingga masing-masing pemilik lahan akan
memperoleh pendapatan sebesar Rp185.022. Namun, jumlah ini tidak bisa dijadikan sebagai
patokan mengingat masing-masing petani sawit binaan Scem ada juga yang memiliki lahan 4 ha
sehingga petani tersebut akan menerima SHU sebesar Rp740.088.
"Jika diambil rata-rata berdasarkan jumlah KK, masing-masing akan menerima sebesar
Rp413.793," katanya.
Selain pelibatan masyarakat sekitar dalam operasional kebun dan pabrik kelapa sawit milik PT
Delta Subur Permai (DSP), Scem juga telah memberikan kontribusi positif kepada masyarakat
sekitar kebun. Berbagai kegiatan telah dilakukan melalui program corporate social responsibillty
(CSR).
Wisnu menyebutkan di antaranya pada 17 Agustus 2018, Scem bekerja sama dengan DSP
membangun jembatan gantung sepanjang 150 meter di Dusun Tombiyobong, Desa Maleo Jaya,
Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai.
Diketahui, Dusun Tombiyobong merupakan tempat tinggal Komunitas Adat Terpencil (KAT) Suku
Kahumamaon. Proses pengerjaan jembatan gantung tersebut dilakukan oleh Vertical Rescue
Indonesia (VRI) dibantu Komando Distrik Militer 1308/LB dan sejumlah non-governmental
organization (NGO) peduli lingkungan yang berasal dari Kabupaten Banggai.
Keberadaan jembatan itu memudahkan akses anak-anak suku Kahumamaon yang bermukim di
Dusun Tombiyobong untuk bisa berangkat sekolah. Selain itu, juga menjadi akses warga Dusun
Tombiyobong dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik itu bercocok tanam maupun
berinteraksi dengan warga di Desa Maleo Jaya.
5