Page 10 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 MARET 2021
P. 10

Menurut Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippindo) DKI Jakarta ini,
              hal  itu  perlu  diperbaiki dengan  mendorong  anak-anak  muda  berani  membuka  usaha  sendiri.
              Pemerintah  bisa  menumbuhkan  gairah  kewirausahaan  mereka,  misalnya,  dengan  membuka
              akses permodalan, pendidikan kewirausahaan, dan adaptasi teknologi.

              "Pemerintah perlu mengubah paradigma anak-anak muda kita dan memfasilitasi agar mereka
              lebih banyak pengetahuannya terhadap teknologi saat ini. Anak muda kita banyak yang kreatif
              sehingga perlu dibantu dan diberdayakan untuk merintis usahanya," kata Sarman.

              Sarman  mengusulkan  agar  pemerintah  membuka  skema  khusus  untuk  memudahkan  akses
              permodalan, terutama bagi pelaku UMKM pemula. Lantas, pihak yang memiliki ide dan gairah
              untuk membuka usaha tak lagi dipersulit sejak hendak memulai. "Mereka juga perlu difasilitasi,
              diberdayakan. Tak sampai setahun mereka akan bisa jalan sendiri."  Guru Besar Ilmu Ekonomi
              dari  Universitas  Pasundan,  Rully  Indrawan  berpendapat,  angka  rasio  kewirausahaan  RI  3,47
              persen sebenarnya tidak terlalu buruk lantaran standar di tiap negara adalah 3 persen.

              Namun demikian, tentu saja ke depannya rasio tersebut diharapkan bisa meningkat.

              Mantan  Sekretaris  Kemenkop  UMKM  ini  mengatakan,  pemerintah  perlu  membantu  proses
              digitalisasi, terutama kepada pelaku usaha berskala mikro.

               Alasannya, dengan beradaptasi di platform digital, diharapkan mereka bisa "naik kelas" menjadi
              pelaku usaha berskala kecil dan menengah.

              Rully mengapresiasi pemerintah yang telah menerbitkan 49 peraturan pelaksana (PP) Undang-
              Undang  Nomor  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja.  Dengan  rampungnya  sejumlah  aturan
              pelaksanaan itu, urusan perizinan akan lebih mudah.

              Namun, ia mengakui penerapan UU ini tidak akan mudah karena birokrasi yang belum terbiasa.

              "Misalnya, apakah birokrasi kita bisa bisa menerima penggunaan perizinan online karena mereka
              sudah sekian lama menikmati suasana high cost ekonomi? Hal ini menjadi tugas pemerintah,
              bagaimana membangun birokrasi kita yang lebih sehat," kata Rully kepada Lokadata.id.

              Staf  Ahli  Dewan  Pertimbangan  Presiden  2010-2014  ini  menambahkan,  penciptaan  wirausaha
              baru ini sebenarnya bisa dimulai dari dunia pendidikan.

              Menurut  dia,  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan  perlu  mereformasi  kurikulum  dengan
              mengubah budaya belajar siswa sesuai nilai-nilai kewirausahaan.

              Pelbagai  masukan  di  atas  langsung  ditanggapi  Deputi  bidang  Koordinasi  Ekonomi  Digital,
              Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin.

              "Pemerintah  terus  berupaya  memperkuat  sinergi  kebijakan  dan  pelaksanaan  program
              kewirausahaan di Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah.




                                                            9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15