Page 104 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 104

TERKAIT PEMBAHASAN RUU CIPTA KERJA, PUAN: OMNIBUS LAW INI AKAN
              BERMANFAAT BAGI BANGSA DAN NEGARA
              Pengesahan  RUU Cipta Kerja  atau Omnibus Law masih terus mendapatkan tentangan dari
              berbagai  pihak.  Melihat  hal  tersebut,  Badan  Legislasi  (Baleg)    RI    memberikan  ruang  untuk
              mengatasi masalah lapangan kerja dalam Pembahasan  RUU Cipta Kerja  .

              Ketua  RI  Puan Maharani  pun menegaskan, tidak ada satu pihak yang dirugikan atas keberadaan
              RUU Cipta Kerja  .

              Puan Maharani  menambahkan, terkait klaster tenaga kerja dalam RUU Ciptaker,  RI  menerima
              masukan dari masyarakat dan buruh, pemerintah, serta dari investor.

              "Tujuannya adalah bagaimana bisa memberikan ruang dalam mengatasi lapangan kerja, jangan
              ada satu pihak dirugikan. Namun, ada pihak yang lebih diuntungkan," tuturnya.
              "Omnibus Law ini nantinya akan bermanfaat bagi bangsa dan negara," ucap  Puan Maharani  .

              Sebagaimana diberitakan  Pikiranrakyat-bekasi.com  dalam artikel,  "  Pengesahannya Belum
              Dipastikan, Puan Maharani: Jangan Ada Pihak yang Dirugikan dari RUU Ciptaker  "  , ia pun
              memastikan bahwa pembahasan Omnibus Law  RUU Cipta Kerja  akan dilakukan secara cermat,
              transparan, dan terbuka pada masukan masyarakat.

              Puan menegaskan bahwa Omnibus Law bukan hanya untuk pemerintah saat ini, tetapi untuk
              kepentingan bangsa dan negara saat ini, dan di masa depan.

              Saya memantau perkembangan pembahasan  RUU Cipta Kerja  , bukan hanya klaster tenaga
              kerja. Namun, semua klaster yang harus dibahas hati-hati, cermat, dan transparan, dan tentu
              membawa manfaat yang baik," tuturnya.

              Terkait  apakah  Omnibus  Law    RUU  Cipta  Kerja    akan  disahkan  pada  Oktober  2020,  Puan
              menyatakan  belum  dapat  memastikan  waktu  pengesahannya  karena  RUU  tersebut  masih
              dibahas di Badan Legislasi  RI  .

              Dia pun meminta semua pihak menunggu hasil dari pembahasan Baleg, karena saat ini masih
              dibahas dan bagaimana akhirnya tentu akan dicermati.

              Kemarin, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan puluhan federasi serikat pekerja dan
              buruh menyepakati akan melakukan mogok nasional pada 6 hingga 8 Oktober sebagai bentuk
              penolakan terhadap pengesahan Omnibus Law  RUU Cipta Kerja  .

              Said Iqbal selaku Presiden KSPI pun mengungkapkan, jika tetap akan mengesahkan  RUU Cipta
              Kerja  , serikat buruh akan mempertimbangkan memperpanjang aksi mogok tersebut.

              "Iya, mogok nasional akan dipertimbangkan lanjut," ucapnya.
              Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes buruh, terhadap pembahasan  RUU Cipta Kerja
              yang mereka nilai lebih menguntungkan pengusaha.

              Beberapa keluhan mereka seperti dibebaskannya penggunaan buruh kontrak dan outsourcing di
              semua jenis pekerjaan dan tanpa batasan waktu, dihilangkannya UMSK, hingga pengurangan
              nilai pesangon.

              Sebelum aksi mogok tersebut, rencananya para buruh akan melakukan aksi unjuk rasa setiap
              hari,  yang  pelaksanaanya  direncanakan  dimulai  tanggal  29  September  hingga  8  Oktober
              2020.***(Eka Alisa Putri/Pikiranrakyat-bekasi.com).


                                                           103
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109