Page 165 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 165

APINDO MERILIS BUKU PANDUAN BAGI PERUSAHAAN YANG MEMPEKERJAKAN
              DISABILITAS

              Jakarta  - Asosiasi Pengusaha Indonesia atau  APINDO  meluncurkan buku panduan kesetaraan
              dan inklusifitas di tempat kerja. Buku ini diharapkan dapat menjadi penuntun bagi perusahaan
              yang ingin mempekerjakan karyawan dengan disabilitas.

              Ketua APINDO Hariyadi Sukamdani berharap buku ini dapat menjadi pemandu bagi perusahaan
              dalam mengakomodasi kesetaraan dan inklusifitas di tempat kerja. "Saya serahkan juga buku
              panduan ini kepada perwakilan Kementerian Tenaga Kerja secara virtual, buku ini juga sudah
              ada softcopy-nya yang bisa diunduh melalui situs resmi APINDO," ujar Hariyadi Sukamdani dalam
              diskusi virtual, Selasa 29 September 2020.

              Buku ini disusun oleh perwakilan dari divisi sumber daya manusia beberapa perusahaan swasta,
              organisasi penyandang disabilitas, penyedia jasa informasi dan penyalur tenaga kerja disabilitas,
              serta akademikus. Head of Human Capital PT Daya Lima, Dadan Sukma Saputra mengatakan
              buku ini tak hanya berisi panduan penyediaan aksesibilitas dalam mewujudkan kesetaraan dan
              inklusifitas  di  tempat  kerja,  tapi  juga  mencatumkan  berbagai  peraturan  yang  menjadi  dasar
              kesetaraan dan inklusifitas di tempat kerja.

              "Buku ini memuat apa yang harus dilakukan organisasi ketika menilai dan menerima pekerja
              dengan  disabilitas,"  kata  Dadan.  "Bahkan  di  bab  terakhir  buku  ini  mencantumkan  panduan
              mitigasi pekerja dengan  disabilitas  saat menghadapi keadaan genting, seperti bencana alam,
              kebakaran, dan lainnya."  Pelaksana Tugas Direktur Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri,
              Kementerian  Ketenagakerjaan,  Nora  Kartika  Setyaningrum  mengatakan  eksistensi  nilai
              kesetaraan  dan  inklusifitas  sudah  seharusnya  menjadi  tanggung  jawab  universal  semua
              pemangku  kepentingan.  "Paradigmanya  harus  diubah,  dari  pendekatan  charity  menjadi
              pendekatan empowering," kata Nora. "Tenaga kerja dengan disabilitas bukan lagi sebagai mesin,
              melainkan  sebagai  aset."    Nora  melanjutkan,  saat  ini  Kementerian  Ketenagakerjaan  masih
              menunggu penandatanganan rancangan peraturan pemerintah tentang akomodasi yang layak
              bagi penyandang disabilitas di tempat kerja. Selama itu pula, dia berharap lembaga pemerintah
              dan  BUMN  menerapkan  kuota  bagi  pekerja  disabilitas  sebesar  dua  persen  dan  perusahaan
              swasta sebanyak satu persen bagi difabel.

              Perwakilan    penyandang  disabilitas    dari  Sejiwa  Foundation  Semarang,  Yuktiasih  Proborini
              meminta  agar  buku  panduan  tersebut  dapat  menjadi  indikator  dalam  menilai  performa
              perusahaan.  Nilai-nilai  yang  dijabarkan  dalam  buku  dapat  menjadi  tambahan  penilaian  bagi
              APINDO maupun Kementerian Ketenagakerjaan dalam menyematkan gelar perusahaan terbaik.
              "Nilai-nilai  tersebut  tentu  dapat  memicu  perusahaan  dalam  membenahi  diri  demi  penerapan
              prinsip kesetaraan dan inklusifitas di lingkup kerja mereka," ujar Yuktiasih.
              .

















                                                           164
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170