Page 198 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 198

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Said Iqbal mengatakan mogok
              dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
              Apakah semua  buruh  akan kompak berdemo? Ternyata tidak.

              Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) menyatakan tidak akan ikut mogok nasional yang
              rencananya tiga hari berturut-turut itu. KSPN menilai advokasi yang telah dilakukan terkait RUU
              Cipta Kerja sudah melalui jalan panjang dan kajian kritis, lobi, hingga terlibat langsung dalam
              audiensi.

              "Sampai masuk terlibat dalam Tim Tripartit untuk menyuarakan kritisi soal substansi RUU Cipta
              Kerja klaster ketenagakerjaan. Proses perjuangan panjang tersebut sedang kami kawal terus
              agar sesuai harapan pekerja/buruh khususnya anggota KSPN," kata Presiden KSPN Ristadi dalam
              keterangan resmi, Rabu (30/9/2020).

              Selain itu, KSPN juga mempertimbangkan dampak pandemi COVID-19 yang belum berakhir.

              "COVID-19 menghantam sektor ekonomi dan kesehatan, ini sangat berbahaya bagi masyarakat
              Indonesia," kata Ristadi.

              KSPN yang memiliki anggota lebih dari 300 ribu  buruh  , salah satu serikat dengan anggota
              terbanyak, juga telah mempertimbangkan berbagai masukan dari pengurus pusat dan daerah
              untuk tidak mengikuti mogok nasional ini.

              Lanjut ke halaman berikutnya  "Kami juga memperhatikan kondisi anggota yang masih banyak
              dirumahkan serta belum selesainya kasus ribuan PHK anggota KSPN," kata Ristadi.

              "Mempertimbangkan beberapa hal tersebut, Konfederasi Serikat Pekerja Nasional tidak akan ikut
              aksi mogok nasional tanggal 6-8 Oktober 2020. Kepada seluruh anggota KSPN agar tetap tenang
              dan waspada dengan situasi yang berkembang," kata Ristadi.

              (ang/ang)   .




































                                                           197
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203