Page 38 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 38
BUAH KONSOLIDASI TIGA ELEMEN AKSI
Robby Irfany
robby.irfany@tempo.co.id
Kalangan buruh, mahasiswa, dan koalisi organisasi non-pemerintah menunjukkan kekuatan
mereka dalam menentang Undang-Undang Cipta Kerja. Massa dari tiga unsur tersebut kemarin
kembali turun ke jalan dan mengepung pelbagai kantor pemerintah, termasuk Istana Negara, di
Jakarta dan Bogor.
Sekretaris Jenderal Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Sunamo, mengldaim sekitar
6.000 buruh mengge-ruduk Istana Negara di Jakarta Pusat, kemarin. Mereka bergabung dalam
aliansi bernama Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak).
Aliansi ini beranggotakan sekitar 40 organisasi buruh. Awalnya, aliansi ini terbentuk untuk
menolak revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan, tahun lalu. Gebrak juga ikut menentang revisi
UU Komisi Pemberantasan Korupsi, tahun lalu. Belakangan, Gebrak bergabung dalam Fraksi
Rakyat Indonesia (FRI), yaitu aliansi organisasi masyarakat sipil dan organisasi kemahasiswaan:
Ketika Dewan Perwakilan Rakyat menyepakati pembahasan draf RUU Cipta Kerja dalam rapat
paripurna, Gebrak pun merencanakan aksi serentak pada 6-8 Oktober 2020. "Konsolidasi antar-
berbagai elemen organisasi terjalin secara informal," kata Sunarno.
Dua pegiat demokrasi yang tergabung dalam FRI menceritakan awal mula konsolidasi mereka,
yakni ketika pemerintah merumuskan RUU Cipta Lapangan Kerja. "Awalnya bernama
Koalisi Tolak
Omnibus Law," kata pegiat lingkungan ini, kemarin. Kemudian, para aktivis aliansi itu
memelesetkan RUU tersebut dengan akronim "Cilaka". Menghindari pemaknaan negatif,
belakangan pemerintah mengubah namanya menjadi RUU Cipta Kerja.
Ketika terbentuk, aliansi ini hanya terdiri atas sejumlah lembaga non-pemerintah. Mereka
kemudian berkomunikasi dengan serikat buruh dan lembaga kemahasiswaan. Setelah dua
elemen itu bergabung, mereka mengubah nama menjadi Fraksi Rakyat Indonesia.
"Komunikasi dilakukan lewat grup WhatsApp dan media sosial. Kami juga pernah rapat secara
Online," kata sumber Tempo ini.
Fraksi Rakyat Indonesia membagi diri dalam tim kajian dan tim aksi. Khusus tim aksi, mereka
menggalang berbagai upaya yang bisa membantu para demonstran ketika turun ke jalan. Upaya
itu antara lain mengkonsolidasi pemberian bantuan hukum dan medis.
Koordinator Bidang Sosial-Politik Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, Rozy Brilian
Sodik, membenarkan bahwa koordinasi teknis demonstrasi memang sudah dibicarakan bersama
Gebrak dan FRI. Koordinasi terakhir dilakukan melalui pertemuan virtual, Rabu lalu. "Kami juga
aktif berkoordinasi dengan lembaga kemahasiswaan dari kampus lainnya," kata Rozy.
Menurut Rozy, dalam aksi kemarin, mereka bersepakat mengepung Istana Negara dari dua sisi.
Aksi dimulai dari Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, menuju Istana. Lalu kelompok buruh bergerak
dari titik berbeda. Tapi rencana tak berjalan lancar karena polisi membubarkan massa ketika
sampai 'di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Merdeka Selatan.
Peneliti dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Ayu Eza Tiara, mengatakan lembaganya
berusaha membantu demonstran dengan memberi jasa pendampingan hukum. Mereka
37