Page 184 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 DESEMBER 2020
P. 184
"Saat ini terdapat 56,2 juta orang yang tidak bekerja," kata Susiwijono dalam acara Serap
Aspirasi: Implementasi UU Cipta Kerja Sektor Industri, Perdagangan, Haji dan Umroh serta
Jaminan Produk Halal Edisi Semarang, secara virtual, Jakarta, Jumat (4/12).
GEGARA PANDEMI COVID-19, 56,2 JUTA PENDUDUK INDONESIA MENGANGGUR
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono menyebut saat ini ada 56,2
juta penduduk Indonesia yang tidak bekerja menganggur karena pandemi Covid-19 .
"Saat ini terdapat 56,2 juta orang yang tidak bekerja," kata Susiwijono dalam acara Serap
Aspirasi: Implementasi UU Cipta Kerja Sektor Industri, Perdagangan, Haji dan Umroh serta
Jaminan Produk Halal Edisi Semarang, secara virtual, Jakarta, Jumat (4/12).
Susi sapaannya menjelaskan dampak pandemi membuat sektor ketenagakerjaan mengalami
disrupsi yang luar biasa. Pemerintah mencatat ada 14,28 persen atau 29,12 juta orang dari 203
juta angkatan kerja yang ada telah terdampak.
Setidaknya ada 5 juta lebih orang yang saat ini menjadi pengangguran, tidak bekerja sementara
dan menjadi bukan angkatan kerja. Lalu lebih dari 24 juta orang mengalami pengurangan jam
kerja.
"Saya kira ini dampak yang luar biasa untuk sektor ketenagakerjaan," ungkap Susi.
Selain itu, jumlah pengangguran di Indonesia juga naik 2,67 juta orang. Sehingga total
pengangguran yang ada saat ini mencapai 9,77 juta orang.
Sementra itu jumlah pekerja paruh waktu yang ada di Indonesia saat ini lebih dari 3 juta orang.
Sedangkan jumlah orang yang setengah menganggur lebih dari 13 juta orang. Sehingga jika
dijumlahkan menjadi 56,2 juta orang yang tidak bekerja.
Susi mengatakan kondisi ini menjadi tantangan yang harus dihadapi Indonesia dari sektor
ketenagakerjaan. Maka, untuk menyelesaikan masalah ini pemerintah mendorong dengan
pemberlakukan Undang-Undang Cipta Kerja.
"Memang perlu terobosan besar yang dalam menyelesaikan tantangan yang kita hadapi
bersama," kata dia.
Lewat pemberlakuan undang-undang sapujagat ini diharapkan bisa menyelesaikan tantangan
yang ada. Penyederhanaan regulasi yang diberikan bisa memberikan perlindungan bagi UMKM,
koperasi dan pembukaan lapangan kerja lewat terbukanya ruang penerimaan investasi.
Reporter: Anisyah Al Faqir Sumber: Merdeka.com Direktur Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja Kementerian PPN/Bappenas, Mahatmi Parwitasari Saronto, memperkirakan
akan ada 2,3 juta sampai 2,9 juta lapangan kerja baru tercipta di 2021. Asalkan pertumbuhan
ekonomi mampu mencapai 4,5 persen sampai 5,5 persen.
"Pada 2021 kami berharap ekonomi dapat cepat pulih dengan pertumbuhan ekonomi pada
kisaran 4,5 sampai 5,5 persen. Sehingga dapat tercipta sekitar 2,3 sampai 2,9 lapangan kerja
dan TPT dapat turun," ujar dia dalam diskusi virtual, Sabtu (28/11).
Dengan pertumbuhan ekonomi 2021 diperkirakan 4,5 persen - 5,5 persen, Mahatmi
memperkirakan pengangguran akan mencapai 8,3 sampai 9 juta orang. Sehingga tingkat
pengangguran terbuka (TPT) menjadi 5,9 hingga 6,5 persen.
183